Ini Potensi Unggulan Meranti yang Dikenal Hingga Pasar Dunia

Rabu, 09 Januari 2019

SELATPANJANG - Berbagai potensi unggulan di Kepulauan Meranti saat ini sudah dikenal hingga pasar dunia, semenjak setelah pemekaran. Potensi ini merupakan produk yang memang dari hasil komoditas lokal yang sejak dahulu menjadi kekayaan alam di Kepulauan Meranti.

Dengan begitu, untuk  mendorong peningkatan sumber-sumber produksi dan perluasan pemasaran komoditas lokal dalam rangka meningkatkan ekonomi, sebut Irwan butuh upaya kerja yang keras. Sebab, jika tanpa ada dorongan dari semua pihak terkait tidak minim akan berhasil.

"Seperti komoditas sagu yang selama ini dianggap salah satu sumber pangan alternatif dunia, bahkan berhasil menjadi varietas sagu Nasional. Bagaimana tidak, karena Meranti dijuluki sebagai daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia dan ketiga di dunia. Sagu yang diolah menjadi bahan tepung kering disuplai atau diekspor didalam negeri dan mancanegara seperti, Singapura, Malaysia, dan Jepang," Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi, beberapa waktu lalu. (31/12/2018)

Tanaman sagu baik lokal maupun tingkat nasional, banyak pihak mulai tertarik untuk mengembangkannya. Khusus Kabupaten Kepulauan Meranti telah sejak lama memanfaatkan tanaman ini sebagai bahan pangan pokok dan sumber pendapatan masyarakat. Bahkan dengan kegigihan masyarakat dalam menciptakan ratusan menu makanan berbahan dasar sagu berhasil meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Upaya Bupati Irwan yang berjuang mengenalkan bahan makanan sagu hingga tingkat Nasional berkembang signifikan menjadi makanan yang tenar dibeberapa daerah. Hingga diperkenalkan sebagai produk unggulan yang berjaya mengambil tempat di sejumlah perusahaan besar di Indonesia dan mancanegara. 

"Saya juga akan mengusulkan kepada Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Pertanian untuk memasukkan sagu kedalam program pengembangan pangan Nasional dalam upaya ketahanan," ujarnya.

Menyusul untuk mengejar target dalam menjadikan sagu sebagai ketahanan pangan nasional, pemerintah Kepulauan Meranti terus mendorong produksi dan inovasi pengolahan sagu diantaranya, dengan membangun sentra industri kecil dan menengah sagu di Sungai Tohor dengan anggaran sekitar Rp 40 miliar yang didanai oleh APBN.

Tidak kalah tenar dengan sagu, kopi liberika Meranti yang merupakan kopi khas Pulau Rangsang yang selama ini ditampung oleh pedagang-pedagang di Malaysia, ternyata memiliki cita rasa khas dan ditetapkan sebagai salah satu top brand kopi nasional. Dengan begitu, tahun depan pemerintah akan merevitalisasi industri kecil kopi berupa penyediaan mesin pengolahan dengan anggaran sekitar Rp 2 miliar yang bersumber dari APBN. 

"Namun sayangnya komoditas kopi dan karet sedang menghadapi tekanan berat, sehingga harga dua komoditas tersebut anjlok akibat turunnya harga pasar dunia," pungkas Bupati Irwan. (MC Meranti)