Kisah Faizal, Pantang Menyerah Meski 5 Kali Gagal Ikut Tes Masuk TNI

Ahad, 08 September 2019

SELATPANJANG - Namanya Faizal, pria asal Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau ini memang pantang menyerah. Dia sudah lima kali mengikuti tes seleksi TNI, dan selalu gagal.

Namun, kegagalan berulang itu tak membuat semangat Faizal runtuh, bahkan dia berniat kembali mencoba peruntungan untuk yang terakhir kalinya.

Faizal merupakan anak ketiga dari pasangan Suryadi dan Latifah. Keinginan untuk mengabdi kepada negara, merupakan cita-cita Faizal sejak kecil. Terlebih dia mempunyai paman yang juga seorang prajurit TNI.

Kepada awak media, Faizal menceritakan, setelah menamatkan pendidikan di bangku SMA pada tahun 2015, ia sempat mendaftar ke Komando Resort Wirabima 031. Namun hingga tahun 2017, keinginannya untuk mengenakan seragam loreng belum juga terwujud, karena dianggap belum memenuhi syarat.

"Saya daftar Tamtama sudah lima kali namun gagal, dan terakhir saya juga mendaftar di kepolisian juga gagal," cerita Faizal, Minggu (8/9/2019) siang.

Gagal berkali-kali mengikuti tes tidak membuat dirinya putus asa dan mengubur dalam-dalam impian sejak kecilnya itu. Namun pengalaman kegagalan dijadikan remaja kelahiran 1997 tersebut modal untuk tes berikutnya. Fisik dan mental dipersiapkan dengan matang termasuk mendalami soal-soal tertulis.

Ketika akan mengikuti tes, Faizal selalu mempersiapkan diri. Dimana dia juga sudah mengantisipasi kendala seperti amandel dan kelainan pada giginya yang biasanya membuat dirinya gagal saat mengikuti tes.

"Saya terus mempersiapkan diri saat akan mengikuti tes dengan melakukan olah fisik. Bahkan saya sempat bekerja ke Malaysia selama enam bulan untuk mencari biaya merehab gigi. Sedangkan amandel sering saya atasi menjelang tes," ujarnya.

Faizal juga mengatakan, semua persyaratan sudah dilengkapinya, namun dari sisi materi dia merasa belum mampu untuk memenuhinya. Hal itu dikatakan karena dia berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Saat ini, dia terus bekerja serabutan, berbagai pekerjaan pun dilakoni siang dan malam seperti bekerja kuli bangunan di siang hari, bahkan menjual roti bakar pada malam hari untuk biaya mengikuti seleksi lagi pada tahun ini.

Untuk saat ini pula terang Faizal, dirinya masih mengabdi sebagai secutity di PT. Rotari Emginering Indonesia di Batam.

"Iya bang kerja tak pernah milih, jualan pernah juga, namun saat ini sudah tiga bulan saya bekerja di Batam sebagai security, izin dulu saya mau ikut tes dan kawan-kawan semuanya mendukung," terang dia.

Keinginan yang kuat untuk menjadi seorang personil TNI dikatakannya selain cita-citanya sejak kecil, dia juga ingin mengabdi kepada negara. Selain itu dia juga mempunyai paman yang juga menjadi seorang prajurit TNI.

"Selain menjadi cita-cita sejak kecil, saya juga ingin mengabdikan diri kepada negara dan membahagiakan orangtua. Paman saya yang sekarang bertugas di Batalyon di Palembang juga selalu memberi semangat," tuturnya.

Faizal kembali mencoba untuk mengikuti tes pada tahun ini, semangatnya pun menjadi lebih terpacu dengan dorongan dari teman-temannya.

"Insya Allah pada tanggal 23 september mendatang saya kembali akan mendaftar untuk terakhir kalinya. Karena dalam aturan yang berlaku tersebut minimal berusia 18 dan maksimal berusia 22 tahun," jelas pria yang sudah mencapai diusia 22 tahun itu.

Untuk itu, selain teman-teman dan kerabatnya Faizal juga berharap ada dukungan dari pemerintah daerah dan ada upaya dalam membantu putra daerah untuk mewujudkan impiannya itu.

"Mohon doa dan dukungannya, semoga untuk tes yang terakhir kalinya ini saya berhasil. Karena saya tidak mau mengecewakan kedua orangtua dan teman-teman," ungkapnya mengakhiri pembicaraan yang diiringi dengan tetesan air mata. (rls)