Hujan Buatan Guyur Wilayah Merbau, Kepulauan Meranti

Jumat, 20 September 2019

RIAU - Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyatakan, operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) membuat hujan terjadi kembali di Riau pada Kamis (19/9/2019).

Modifikasi cuaca itu untuk mempercepat pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Hasilnya terjadi hujan dengan intensitas deras dari jam 16.31 WIB sampai 17.05 WIB di wilayah Kelurahan Teluk Blitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Meranti, Riau," ujar Agu melalui siaran pers.

 

Agus menjelaskan, TMC atau hujan buatan tersebut dilakukan dengan pesawat Cassa 212 yang membawa 800 gram NaCL untuk menyemai awan di wilayah Pelalawan, Kampar, dan Lima Puluh Kuto.

Sementara itu, operasi hujan buatan di Kalimantan Tengah tidak dilaksanakan karena Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan tidak terpantau pertumbuhan awan potensial hujan.

Pada Rabu (18/9), operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan TMC juga berhasil turunkan hujan di Riau dan Kalimantan Tengah.

Daerah yang mengalami hujan tepatnya di Dumai, tepatnya di Kelurahan Batu Teritip yang berbatasan dengan Rohil. Hujan kurang lebih selama 30 menit dengan intensitas sedang.

Agus menjelaskan, proses TMC di Riau dan Kalimantan Tengah tersebut dilakukan menggunakan penyemaian awan dengan pesawat CN 295 dan Hercules C-130.

Pesawat CN 295, lanjutnya, melakukan penyemaian awan pada pukul 13.30-15.45 WIB di wilayah Kabupaten Katingan, utara Palangkaraya dan Kabupaten Kapuas. Pesawat terbang pada ketinggian 8000 kaki dan menghabiskan bahan semai garam NaCI sebanyak 1.500 kg.

"Sedangkan di Riau pesawat Hercules C-130 menyemai dengan menabur garam NaCL sebanyak 3,4 ton di daerah Dumai dan Padang Sidempuan, Sumatera Utara sesuai potensi pertumbuhan awan yang berpotensi menghasilkan hujan," tutur Agus.

Agus menjelaskan, operasi TMC akan terus dilakukan di Sumatera dan Kalimantan dengan tiga pesawat bantuan TNI yang disediakan di Pekanbaru dan Palangkaraya.

Adapun terkait data terkini karhutla, merujuk dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (19/9) pukul 16.00 WIB, total ada 328.724 hektar lahan yang terbakar dengan 4.319 titik panas selama Januari-Agustus 2019.

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki titik api paling banyak sejumlah 1.996 titik, kemudian diikuti Kalimantan Barat (1.150); Kalimantan Selatan (199); Sumatera Selatan (194); Jambi (105); dan Riau (14). *