Politik

Kabar Parpol Tarik Dukungan dari Kasmarni, Pengamat: Parpol mulai bersikap realistis

Pengamat komunikasi politik UMRI, Aidil Harris.

PEKANBARU- Kabar beberapa Parpol mulai mencabut dukungan terhadap Bakal Calon (Bacalon) Kepala Daerah Bengkalis Kasmarni kian berhembus kencang.

Alasan yang tepat untuk mencabut dukungan tersebut karena Kasmarni diduga terlibat kasus Tipikor suaminya Amril Mukminin, sejumlah uang sebesar Rp23,6 miliar ditemukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) direkening Kasmarni yang diduga hasil dari gratifikasi.

PKB meski belum secara resmi mencabut dukungan ke Kasmarni namun sinyal kearah tersebut sudah terlihat,  menyusul majunya kader PKB Iyet Bustami berpasangan  dengan Kaderismanto (PDIP) untuk maju di Pilkada Bengkalis. 

Lalu pada deklarasi pasangan Kasmarni-Bagus Santoso Minggu 09 Agustus 2020 lalu, sejumlah ketua Parpol tidak hadir seperti Ketua PKB Bengkalis, Misliadi dan Ketua DPC Gerindra Bengkalis Udin Pirang.

Ketua DPW PKB Riau Abdul Wahid ditanya hal tersebut belum mau menjawab panjang lebar," Nanti kita infokan," kata Wahid melalui pesan Whattshap, Jumat (14/8/20).

Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Riau H Nurzahedi Tanjung SE tidak membantah dan tidak mengiayakan ketika ditanya apakah Gerindra akan mengalihkan dukungan ke Paslon lainnya, "Saya belum dapat info dari DPP Gerindra tentang hal itu," kata Edy Tanjung.

Begitu juga dengan PAN, Sekretaris DPW PAN Riau, Tengku Zulmizan F Asegaff mengatakan evaluasi terhadap Kasmarni ini bisa saja terjadi

"Sinyal yang kami dapatkan, Partai Amanat Nasional (PAN) membuka ruang dilakukan evaluasi dukungan terhadap pasangan Kasmarni-Bagus Santoso untuk Pilkada Bengkalis 2020  mendatang. Menyusul perkembangan sidang Bupati Bengkalis Non Aktif Amril Mukminin yang merupakan suami dari Ibu Kasmarni," kata Tengku Zulmizan.

Dimana setelah dua kali persidangan digelar lanjutnya, terungkap adanya indikasi aliran dana suap untuk Amril menggunakan rekening Kasmarni yang diungkap oleh JPU dan saksi-saksi.

"Oleh DPP PAN, kami diminta memcermati perkembangan ini dan aktif memberi masukan obyektif. Makanya kami sebut terbuka ruang untuk dilakukan evaluasi. Jika posisi Kasmarni semakin berat, misalnya nanti fakta persidangan mengungkap keterlibatannya dan dia ditetapkan sebagai tersangka, maka kemungkinan besar PAN akan menarik dukungan. Karena sangatlah tidak strategis bagi PAN mendukung figur yang berstatus sebagai tersangka," paparnya.

Menanggapi hal ini pengamat komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Aidil Harris mengatakan jika pengalihan dukungan tersebut terjadi, berarti Parpol pendukung Kasmarni bersikap realistis.

"Selama ini Parpol umumnya bersikap pragmatis namun jika sikap awalnya subyektif lalu melihat secara obyektif maka pencabutan dukungan ini adalah karena pandangan realistis," kata Aidil.

Menurut Aidil pencabutan dukungan Parpol terhadap Kasmarni bisa saja terjadi karena Parpol melihat dan mengamati perkembangan kasus hukum yang dihadapi oleh Kasmarni.

"Masing-masing Parpol memiliki Litbang, tentunya mereka mengamati perkembangan kasus Kasmarni dan bisa saja sebelum mereka memutuskan pencabutan dukungan Parpol terlebih dahulu berkomunikasi dengan KPK," imbuhnya.

Kasmarni yang berpasangan dengan Bagus Santoso diusung oleh lima Parpol yakni PKB, PBB, Gerindra, PAN dan Nasdem sebagai Pasangan Bacalon Bupati dan Wabup Bengkalis pada Pilkada 2020 ini.***



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan