Sosbud

Anggaran Minim Pengembangan Budaya Pun Lambat

PEKANBARU - Sedikitnya upaya pengembangan budaya melayu mulai dari cagar budaya hingga budaya tak benda di Riau masih rendah. Walaupun cagar budaya di Riau sangat banyak.

Hal itu menurut Kadisbud Riau disebabkan minimnya alokasi anggaran untuk mendukung pengembangan kebudayaan di Riau. Artinya, alokasi anggaran tidak sesuai dengan kayanya budaya di Riau yang akan dikembangkan.

"Untuk menuju Riau menjadi pusat budaya melayu itu tidak mudah. Perlu program program pengembangan budaya melayu yang membuat budaya melayu mengemuka. Baik itu cagar budaya melayu hingga budaya tak benda yang dimiliki Riau," terangnya.

Menurutnya, dalam pengajuan budaya tak benda ke pusat, Riau tidak jauh dibandingkan dengan Jogjakarta. Jika Jogjakarta mengajukan 18 budaya tak benda, Riau mengajukan 14 budaya tak benda. Tetapi, Jogyakarta didukung alokasi anggaran lebih dari Rp100 miliar. Sementara, Riau tak sampai Rp 10 miliar.

Jadi, tambahnya, jika ada informasi adanya temuan cagar budaya dari warga, Dinas Budaya Riau langsung turun ke lapangan. Sebab, tambahnya, kalau mengharapkan dinas budaya kabupaten/kota akan terasa lambat.

"Kita tidak bisa memaksakannya. Karena memang alokasi anggaran di disbud kabupaten/kota di Riau juga rendah," terangnya.

Menurutnya, masih banyak cagar budaya di Riau yang perlu di gali dan dikembangkan. Seperti adanya temuan arca di sekitar candi Muara Takus.

"Namun demikian, Disbud Riau tetap berupaya mengembangkan budaya melayu dengan berbagai keterbatasa dan sumber dayabyang ada. Kita berharap teman teman awak media untuk membantu pengembangan budaya melayu di Riau," ajaknya.(mcr)



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan