News

Limbah Kulit Sagu Diolah Menjadi Berbagai Produk

MERANTI - Selain bisa digunakan sebagai lapisan pondasi jalan dan arang briket, ternyata berbagai produk kerajinan tangan juga berhasil dibuat dari limbah kulit sagu atau dikenal dengan istilah uyung.

Produk-produk kerajinan tangan hasil kreasi tersebut antara lain peralatan rumah tangga. Seperti sendok makan, sendok goreng, sendok sayur dan sumpit. Kemudian, ada juga berbagai macam hiasan dinding dan gantungan kunci.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagprinkop-UKM) Kabupaten Kepulauan Meranti, Marwan, SE melalui Kepala Seksi Industri Logam, Mesin Elektronika, Aneka dan Kerajinan Miftaulaid menyebutkan berbagai kerajinan tersebut dihasilkan lewat Bimbingan Teknis Pengolahan Limbah Kulit Sagu di Desa Sungaitohor Kecamatan Tebingtinggi Timur, Selasa hingga Kamis (23-25/04/2019).

"Kegiatan ini kerjasama Dinas Perindustrian Provinsi Riau dan Disdagprinkop-UKM Kepulauan Meranti," kata Mifta.

Sebanyak 30 orang pengrajin ikut dalam kegiatan tersebut. Lima peserta berasal dari Kecamatan Tebingtinggi dan sisanya dari Kecamatan Tebingtinggi Timur. Bimtek ini dipusatkan di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Sagu Sungaitohor yang dibangun 2018 lalu.

"Alhamdulilah tahun ini sudah dapat difungsikan. Tempat maupun peralatan yang digunakan selama pelatihan milik Sentra IKM Sagu Sungaitohor," jelasnya.

Kepala Dinas Dagprinkop-UKM Kepulauan Meranti, Mohamad Aza Faroni yang membuka secara langsung kegiatan tersebut mengatakan limbah kulit sagu yang jumlahnya melimpah 

bisa dikelola menjadi sumber pendapatan yang cukup ekonomis. Dengan kreativitas, para pengrajin diharapkan mampu menciptakan bermacam-macam produk cinderamata, aksesoris dan barang kebutuhan lainnya.

"Manfaatkan pelatihan ini untuk bertukar pengalaman dengan para instruktur, jalin hubungan kemitraan dan rebut peluang-peluang pemasaran," ujar Aza.

Lebih jauh diterangkannya, keberadaan Sentra IKM Sagu di Sungaitohor tersebut bertujuan meningkatkan nilai tambah bagi petani sagu maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Selain menyediakan gedung, sentra yang dibangun di atas lahan lebih kurang 5 hektar itu juga dilengkapi berbagai peralatan mesin dan fasilitas pendukung lainnya.

"Ada 16 kilang sagu rakyat yang masuk ke dalam Sentra IKM Sagu ini. Produksinya sekitar 500 ton perbulan. Sayangnya masih dalam bentuk sagu basah dengan harga yang murah," sebutnya.

Oleh karena itu, sentra sagu yang dibangun tersebut menyediakan berbagai jenis mesin dan peralatan. Mulai dari untuk mengolah sagu basah menjadi tepung, pengolahan produk pangan turunan hingga mesin-mesin yang dibutuhkan untuk kerajinan tangan.

"Kita mengucapkan terima kasih pada pemerintah pusat dan Provinsi Riau yang telah menggelontorkan anggaran dan program untuk pengembangan sagu di Meranti. Semoga berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan daya saing dan taraf hidup masyarakat sagu di Sungaitohor," harap Kepala Disdagprinkop-UKM Kepulauan Meranti itu.

Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Riau melalui Kepala Bidang Agro, Enrizal, S.Sos yang menghadiri langsung kegiatan tersebut menambahkan, Bimtek Pengolahan Limbah Sagu ini dilaksanakan melalui dana Dekon Provinsi Riau. Pihaknya menilai harus ada peningkatan nilai tambah bagi masyarakat dari pemanfaatan limbah sagu yang selama ini tidak difungsikan.

"Mengingat sumber bahan baku yang sangat banyak maka perlu diadakan pelatihan untuk menghasilkan produk kerajinan di bawah kelompok yang sudah ada," jelasnya.

Adapun sebagai narasumber, penyelenggara mendatangkan langsung instruktur pengrajin handy craft dari Jogjakarta, Zainal dan Penyuluh Perindag Madya Disprin Provinsi Riau, Chaikal, S.Sos. (rls)



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan