Pemerintah Daerah

Jajaki Usulan Bupati Irwan Soal Produksi Sagu, Perum Bulog Riau-Kepri Kunjungi Meranti

MERANTI - Pertemuan Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si, dengan pihak Perum Bulog RI dalam hal ini Direktur Operasional II Perum Bulog RI, Tri Wahyudi Saleh, terkait usulan Bupati agar Sagu Masuk Komodity Pangan Pokok Nasional dan dapat ditampung oleh Perum Bulog RI, tampaknya mulai berproses hal itu ditandai dengan kunjungan pihak Bulog Wilayah Riau-Kepri untuk menggelar pertemuan bersama Bupati Meranti dan OPD terkait sekaligus survei lapangan untuk menghimpun semua informasi tentang potensi Sagu yang ada di Meranti. Pertemuan itu rencananya akan digelar pada Rabu esok (22/7/2020)

"Ya benar Perum BULOG Wilayah Riau-Kepri yang membawahi wilayah kerja Kabupaten Kepulauan Meranti bermaksud untuk melakukan Penjajakan Pengelolaan Sagu di Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, menurut rencana pertemuan itu akan digelar esok (Rabu.red)," demikian dijelaskan Kabag Humas dan Protokol Meranti Rudi, MH bersama Kabag kepada media, Selasa (21/72020).

Lebih jauh dijelaskan Rudi, menurut informasi dari pihak Bulog, pertemuan itu akan menjadi tahap awal penjajakan pengelolaan sagu yang kemudian akan menjadi pertimbangan manajemen Perum BULOG Pusat dalam Pengelolaan Sagu.

Namun sebelum pertemuan dengan Perum Bulog itu dilakukan, dari pantauan Media, Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si, lebih dulu menggelar pertemuan dengan sejumlah pengusaha Sagu yang ada di Kepulauan Meranti, pertemuan itu untuk menghimpun semua masukan dan aspirasi dari para pengusaha untuk disampaikan kepada pihak Bulog saat pertemuan nanti.

Salah satu yang dibicarakan adalah masalah sertifikasi Sagu untuk memudahkan pemasaran seperti Sertifikat Halal dan Sertifikat Kualitas Sagu yang diproduksi di Meranti. Hal itu dianggap penting karena akan menjadi pertimbangan dari Perum Bulog untuk menjalin kerjasama dibidang pemasaran.

Selain itu dalam pertemuan antara Bupati dengan para pengusaha Sagu tersebut juga membicarakan wacana pembentukan Asosiasi Pengusaha Sagu Kepulauan Meranti (APSKM) yang digagas oleh Bupati, pembentukan Asosiasi ini bertujuan untuk mempermudah pengurusan Sertifikasi Produk Sagu termasuk juga untuk menyampaikan aspirasi pembebasan kilang-kilang Sagu masyarakat yang diketahui masuk dalam kawasan hutan lindung Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

Pertemuan itu turut dihadiri oleh Kepala Bappeda Meranti H. Azza Fahroni M.Si, Kabag Ekonomi Sekda Meranti Abu Hanifah, Kabag Humas dan Protokol Meranti Rudi MH, Kabag Kesra Hery Saputra SH, Pengusaha Sagu Candra dan rombongan, serta pihak Disperindagkop Meranti.

Kepada para pengusaha Bupati Irwan menegaskan sangat berkomitmen untuk membantu masyarakat pengolah Sagu dan pengusaha Sagu di Meranti. Karena stabilitas ekonomi Meranti sangat bergantung pada pemasaran produki Sagu yang menjadi potensi perkebunan andalan daerah dimana sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup pada Sagu.

Dari data yang diperoleh Bupati dari Bank Indonesia perputaran uang yang dihasilkan oleh Sektor Industri Sagu lebih besar dari APBD Kabupaten Meranti. Dan jika pemasaran Sagu terganggu maka bisa memicu kiamat ekonomi di Meranti.

"Dari informasi Bank Indonesia perputaran uang yang dihasilkan dari produksi dan pemasaran Sagu sebesar 2 Triliun pertahun dan ini lebih besar dari APBD Meranti. Jika Sagu mati maka ekonomi Selatpanjang akan jatuh," ucap Bupati.

Seperti diketahui, sebelumnya Bupati Kepulauan Meranti Drs. Irwan M.Si, dalam perjuangannya untuk memasukan Sagu dalam Komodity Pangan Nasional dan mengusulkan Perum Bolog RI dapat menampung Produk Sagu telah menggelar pertemuan dengan Direktur Operasional II Perum BULOG RI, Bp. Tri Wahyudi, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ketika itu Bupati Meranti yang juga Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Penghasil Sagu Indonesia (Fokus-Kapassindo) meminta kepada pihak Perum Bulog untuk menjadikan Sagu sebagai salah satu komodity pangan Nasional sehingga hasil produksi Sagu Nasional khususnya Meranti dapat dibeli, dipasarkan dan dieksport hingga kemanca negara oleh Bulog RI layaknya beras.

Menurutnya Pemerintah Pusat melalui Perum Bulog RI harus turun tangan memasukan Sagu dalam managemen Logistik Nasional. Caranya dengan menampung dan membeli hasil produksi Sagu masyarakat layaknya Bulog membeli beras sehingga memberikan jaminan kepada masyarakat pengolah Sagu disektor pemasaran.

Lebih jauh dijelaskan Bupati, salah satu daerah penghasil Sagu terbesar di Indonesia dikatakan Bupati adalah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan hasil produksi tepung sagu mencapai 241.277 Ton/Tahun. Didaerah ini sebanyak 20 persen masyarakat menggantungkan hidupnya pada perkebunan Sagu dengan luasan lahan 39.664 Ha dan terdapat 95 Unit Kilang/Pabrik.

Selain dari kebun sagu masyarakat terdapat juga kebun Sagu miliki PT. Nasional Sagu Prima (NSP) seluas 21.000 ha yang diberi izin dan telah diolah seluas 14.000 ha. Hasil produksi sagu PT. NSP di ekspor ke berbagai Negara diantaranya Jepang, Korea Selatan dan Singapura. 

Saat ini harga Tepung Sagu kering berkisar 5.500-6000 rupiah/kg, dan Sagu basah antara 1800-2000 rupiah/kg. Sebagian hasil produksi Sagu Meranti dijual ke Cirebon, Pekanbaru, Medan dan Malaysia. 

Namun dengan terjadinya wabah pandemi Corona Virus Disease (COVlD-19) sangat berdampak pada pemasaran hasil produksi tepung sagu dan juga berpengaruh pada ekonomi petani sagu di Meranti.

"Akibat adanya penutupan wilayah atau daerah yang menjadi tempat penjualan hasil tepung sagu menyebabkan terganggunya pemasaran dan juga berpengaruh pada ekonomi masyarakat khususnya petani Sagu," jelas Irwan kepada pihak Bulog.

Untuk itu agar petani Sagu tetap bersemangat mengolah Sagu sekaligus memberikan kepastian Pemasaran Sagu, Bupati Meranti Drs. Irwan M.Si, berharap kepada Perum Bulog RI dapat menampung dan membeli hasil produksi tepung sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti. Hal ini menurut Bupati Irwan juga sesuai dengan penugasan Perum Bulog dalam rangka menjaga ketahanan dan menjaga stabilitas pangan Nasional.

Menyikapi permintaan Bupati Meranti tersebut, disambut baik oleh Direktur Operasional II Perum Bulog RI, Tri Wahyudi Saleh, namun untuk menjadikan Sagu sebagai komodity Pangan Nasional yang dapat dibeli oleh Perum Bulog tidak bisa ditegapkan sepihak oleh Bulog melainkan harus berkoordinasi dulu dengan Kementrian terkait seperti Menko Perekonomian dan lainnya yang nantinya memberikan penugasan kepada Perum Bulog.

Selain itu Tri Wahyudi juga meminta Bupati untuk terlebih dahulu membahas masalah tersebut ke Menko Perekonomian dan Kementrian terkait lainnya. Untuk lebih menguatkan usulan pihak Perum Bolog juga meminta kajian dari Akademisi sehingga dapat ditindaklanjuti dengan survei dilapangan sebagai pertimbangan dikeluarkannya kebijakan.

Kemungkinan kunjungan Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan di Bupati dengan Perum Bulog RI di Jakarta yakni dengan melakukan survei dilapangan sebagai salah satu bahan pertimbangan dikeluarkannya kebijakan Sagu masuk dalam komodity pangan Nasional yang dapat dibeli atau ditampung oleh Bulog untuk kembali dipasarkan. (hms)



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan