Riau

Bupati Usulkan Sagu Masuk Dalam Komoditas Pangan Strategis Nasional

MERANTI - Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si, disetiap kesempatan terus berupaya memperkenalkan Sagu kepada masyarakat dunia, jika sebelumnya dalam kegiatan Gelar Pangan Nusantara yang ditaja oleh Kementrian Pertanian, kini perjuangan dilanjutkan dalam acara 4 Annual ASEAN Sago Symposium 2018, yang dilangsungkan di Hotel Pangeran Pekanbaru, Selasa (7/8/2018).

Hadir dalam kegiatan itu, Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI Dr. Ir. Agung Hendriadi, Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si, Ketua APKASI Mardani Harmaming, Prof. Dr. Bintoro dari IPB Bogor, Dr. Haris Gunawan Deputy Badan Restorasi Gambut RI, Prof. Dr. Kopli Bujang dari University Malaysia, Prof. Dr. Andul Manan dari Kuala Lumpur University, Pihak Bappenas, Pemprov Papua dan Perwakilan Provinsi, Kabupaten Penghasil Sagu Se-Indonesia, dan lainnya.

Dari Kabupaten Meranti juga turut hadir Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim dan istri, Kepala Bappeda Meranti H. Makmun Murod, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Meranti Drs. Azza Fahroni, Serta Camat Se-Kabupaten Kepulauan Meranti.

Dalam kegiatan yang mengambil tema 'Sagu Sebuah Komodity Strategis Dunia, Sagu Riau Menyapa Dunia' yang dihadiri oleh para penggiat Sagu negara ASEAN, Provinsi serta Kabupaten penghasil Sagu Se-Indonesia, Bupati Irwan yang juga Ketua Ketua Forum Komunikasi (Fokus) Kabupaten Penghasil Sagu Seluruh Indonesia (Kapasindo), berkesempatan menjadi Keynote Speaker memaparkan berbagai strategi dalam upaya menjadi Sagu masuk kedalam Pangan Strategis Nasional.

Bupati berharap, Sagu yang merupakan pangan asli Indonesia jangan lagi menjadi anak tiri dinegerinya sendiri melainkan menjadi tuan rumah yang mampu menopang ketahanan pangan di republik ini.

Diakuinya Pemkab. Meranti telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan Sagu, mulai dari mengkampanyekan Sagu sebagai makanan yang sehat bekerjasama dengan Kementrian Pertanian RI, menciptakan Sagu varietas unggul, hingga menggandeng BPPT untuk pengolahan Sagu jadi beras analog, gula dan pakan ternak.

Pemkab. Meranti terus mengembangkan Sagu, dikatakan Bupati selain merupakan sumber pendapatan masyarakat, juga dalam rangka melestarikan lingkungan.

"Sagu yang butuh banyak air akan melembabkan lahan Gambut sehingga dapat mengantitipasi terjadinya kebakaran lahan. Kami mengembangkan Sagu juga sebagai pangan alternatif yang mampu memberiian kontribusi terhadap PDRB, dan yang tak bisa dipungkiri tanaman ini sangat ramah lingkungan," papar Bupati Irwan.

"Budidaya Sagu di Meranti sudah sejak lama dilakukan sejak zaman kerajaan Siak, oleh karena itu Sagu sudah punya hubungan bathin dengan masyarakat Meranti, orang Meranti pasti makan Sagu kalo tidak makan Sagu bukan orang Meranti, nantinya kita berharap orang Riau pasti makan Sagu kalo tidak makan Sagu bukan orang Riau," ujar Irwan dengan senyumannya yang khas.

Sekedar informasi potensi kebun Sagu di Meranti seluas 53.49 Ha yang mampu menghasilkan produksi hingga 240 Ton/Tahun. Adapun rinciannya adalah Kebun Sagu PT. Nasional Sagu Prima (NSP) seluas 14.000 Ha dengan produksi  12 ribu Ton/tahun, dan yang terluas adalah kebun rakyat seluas 39.494 Ha dengan produksi Sagu  204.997 Ton/tahun.

Sagu Meranti yang diakui memiliki kualitas premium telah diekspor keluar negeri seperti Jepang, Korea Utara, Malaysia, Singapura. Sementara untuk pasar dalam negeri Cirebon, Medan, Batam dan Pekanbaru.

Berdasarkan alasan diatas Bupati berharap pemerintah pusat juga serius mendorong pengembangan Sagu dengan melakukan subtitusi sagu sebesar 10 persen dari seluruh kebutuhan pangan Nasional, jika itu dilakukan diprediksi akan mampu menyerap seluruh produksi Sagu di Indonesia saat ini. Hal itu juga akan memberikan dampak luar biasa bukan saja bagi ketahanan pangan Nasional tapi juga pada meningkatkanya kesejahteraan para petani Sagu di Indonesia yang hingga saat ini masih jauh dari sejahtera. 

Selain itu, Bupati Irwan juga berharap pemerintah pusat juga fokus pada sektor Hilirisasi Sagu dengan menyediakan tempat penampungan, jangan sampai ketika daerah bersemangat meningkatkan produksi Sagu pasarnya justru tidak ada, hal ini akan semakin menjatuhkan harga jual Sagu dipasaran.

Pada kesempatan itu, dihadapan para perwakilan penggiat Sagu negara negara ASEAN, secara terbuka Bupati Irwan mengucapkan apresiasi kepada Gubernur Riau yang telah menggaungkan Sagu baik di daerah maupun Nasional.

"Terima kasih kepada Pak Gubernur yang layak diberi predikat sebagai bapak Sagu Riau, karena berkat perjuangannya Sagu mampu dikenal luas oleh masyarakat," ucap Bupati.

Terakhir Bupati Meranti Drs. Irwan M.Si berharap, Sagu mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat untuk masuk kedalam komoditas pangan strategis Nasional.

Sementara itu Gubernur Riau H. Rasyadjuliandi Rachman, usai membuka secara resmi kegiatan 4 Annual ASEAN Sago Symposium 2018, dalam pemaparannya mengungkapkan, Riau sebagai daerah penghasil Migas, Minyak Sawit dan Kelapa terbesar di Indonesia, seiring waktu berlalu kini berkat semangat Kabupaten penghasil Sagu khususnya Meranti dalam mempromosikan Komoditas Pangan Alternatif Nasional itu, kini Sagu semakin diminati oleh masyarakat Riau dan Indonesia.

Kondisi pertumbuhan penduduk Riau yang terus meningkat 2.5 persen pertahun, diakui Gubri H. Arsyadjuliandi Rachman membutuhkan beras yang cukup banyak, kenyataanya produksi beras oleh Kabupaten yang ada belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat, Gubri menilai kondisi ini tidak baik bagi daerah, untuk itu ia mengapresiasi usaha dari Kabupaten penghasil Sagu di Riau yang terus meningkatkan produksi Sagu serta mempromosikan Komoditi ini sehingga semakin diminati.

"Semoga Sagu semakin disukai dan diminati masyarakat Indonesia," ujar Gubernur Riau.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI Dr. Ir. Agung Hendriadi daalam pidatonya mengungkapkan, Indonesia memiliki keanekaragaman Hayati yang luar biasa, dimana salah satunya Sagu yang diyakini mampu menjadi kekuatan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan Nasional. Saat ini diakui Agung, pihaknya tengah melakukan Diversifkasi Pangan dengan menjadikan Pangan asli Indonesia sebagai sumber Karbohidrat yang sehat dan bergizi bagi masyarakat Indonesia yang produktif. 

Sagu sebagai salah satu pangan lokal yang kaya karbohidrat sehat dan bergizi turut menjadi fokus program Divertifikasi, dengan mendorong pengolahan Sagu menjadi variasi makanan yang nikmat untuk dikonsumsi masyarakat. 

Untuk mensukseskan hal itu, Badan Ketahanan Pangan RI fokus pada 2 strategi, yakni Hulu dan Hilir. Khusus untuk Hilir dijelaskan Agung dengan mengembangkan pangan lokal berbasis industri rumah tanggal, Penggalian resep menunnusantara, dan Gerakan kampanye konsumsi pangan. Sementara di sektor Hulu dengan mendorong produksi Sagu.

Diakui Agung pihaknya siap mendukung Mandatori Sagu menjadi pangan strategis Nasional, namun untuk mensukseskannya ia meminta Industri dan Pemerintan Daerah memacu produksi Sagu Indonesia minimal 1 juta Ton atau minimal 10 persen bahan baku industri makanan menggunakan Sagu.

"Untuk Mandatori setidaknya produksi Sagu harus mencapai 1 juta Ton, dan industri sudah menggunakan minimal 10 persen produksi Sagu, semoga produksi Sagu Indonesia dapat meningkatkan ketahan pangan Nasional yang sama sama kita upayakan," pungkasnya.

Pada kesempatan itu Provinsi dan Kabupaten Penghasil Sagu di Indonesia, melakukan gebrakan bersejarah dengan mengeluarkan pernyataan sikap kepada Pemerintan Pusat melalui Kementrian Pertanian RI, yang dibacakan oleh Noah Kabisa M.Sc Asisten II Pemprov Papua, bersama Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si dan Perwakilan Kabupaten penghasil Sagu Indonesia lainnya.

Pernyataan Sikap Provinsi dan Kabupaten Penghasil Sagu, dengan mempertimbangkan Sagu Tanaman Asli Indonesia, 90 Persen Sagu di dunia berasal dari Indonesia, Sagu penghasil Pati terbesar dibanding tanaman pangan lainnya, Sagu mampu memberikan kontribusi sebagai penyedia pangan papan pakan dan energi terbarukan, Sagu merupakan tanaman yang ramah lingkungan, Sagu merupakan komoditas pangan yang bermanfaat bagi kesehatan, Sagu dapat tumbuh dengan baik dilahan Marginal (Gambut), Beras dan Terigu Impor dapat di Subtitusi dengan Sagu Sejahtera (Sastra), Sagu sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dan pengendali inflasi.

Adapun isi pernyataan sikap itu adalah 1. Menjadi Sagu sebagai Komoditas Pangan Strategis Nasional, Kebijakan Impor Beras dan Terigu harus di Subtitusi dengan Produksi Sagu Nasional, Kebijakan Pemberian Beras Sejahtera (Rastra) di Subtitusi dengan Sagu Sejahtera (Sastra). Selanjutnya pernyataan sikap ini diserahkan oleh Noah Kabisa kepada Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI Dr. Ir. Agung Hendriadi mewakili Pemerintah Pusat. 

Selain itu juga dilakukan penandatanganan kesepakatan peningkatan produksi Sagu di Riau oleh Bupati Kepulauan Meranti Drs.  H.  Irwan M. Si dan Gubernur Riau H.  Arsuadjuliandi Rachman yang juga disaksikan oleh pihak PT. NSP.(adv)



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan