Lingkungan

Warga Desa Kepau Baru Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

MERANTI - Memasuki bulan Rabi'ul Awal, Masjid Nurul Iman Desa Kepau Baru menggelar kegiatan dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Kegiatan ini berlangsung khidmat, masyarakat sangat antusias berdatangan. Meski jauh, ada sekitar 50 orang masyarakat  yang hadir baik kaum bapak, Ibu-ibu dan anak-anak kecil yang datang dari Dusun I Sungai Pulau dan Dusun II Parit Satu. Kegiatan ini dimulai pukul 13.30 WIB, Selasa, (20/11/2018)

Diawali dengan Sholawat bersama, pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an oleh siswi SMPN Satap Kepau baru, dilanjutkan dengan sambutan Panitia Penyelenggara Kegiatan.

Bertindak sebagai Panitia  Penyelenggara, Makno, merupakan Tokoh sentral yang mempunyai peran penting dalam pembangunan Masjid Nurul Iman dan berkembangnya Ummat Islam di Kepaubaru mengatakan, bahwa Peringatan Maulid Nabi sudah bertahun-tahun tidak dilaksanakan, maka bersyukur pada hari ini sebagian masyarakat dapat melaksanakannya kembali.

"Alhamdulillah, Setelah sekian lama tidak berkumpul, kita dipertemukan oleh Allah dalam kegiatan ini, semoga apa yang disampaikan Pak Ustad nanti bermanfaat, paling tidak Sholat Jum'at besok jangan ada yang alpa" Harap Lek No, Sapaan akrabnya.

Lek No, tokoh jawa yang sudah lama bermukim di Desa Kepau Baru ini juga berharap agar orangtua memberi dorongan kepada anak-anaknya untuk belajar Ilmu Agama dan Al-Qur'an pada malam hari.

"Kita sekarang udah mudah, Ustadnya pinter-pinter tinggal kita mau atau tidak untuk belajar, orangtua juga harus memberi teladan dan kasi dorongan kepada anak" Katanya dalam sambutan.

Sementara, Khairul Zaman S.Pd dalam ceramahnya menjelaskan sejarah Rosulullah, bagaimana meniru akhlak Rosulullah, bagaimana Ummat Muslim tidak terpaku pada bungkus/Cassing kehidupan dan terakhir Ustad asal Desa Topang ini menjelaskan perbedaan pentingnya mencari keberkahan rizki.

"Perbedaan kita dengan Nabi jauh, Nabi itu ibarat Intan, mutiara, permata sementara kita ibarat batu, bagaimana mungkin batu bisa meniru atau menyerupai mutiara sepenuhnya, paling tidak kita terus berusaha untuk menjadi batu yang berharga, batu akik misalnya," Kata Khairul dalam kiasan ceramahnya.

Ia menambahkan, "Kalaupun tidak bisa 50% mencontohi tauladan Rosulullah, paling tidak 10%, hal sederhana saja ketika sholat wajib 5 waktu usahakan Jama'ah, sebelum dan sesudah sholat wajib jangan lupa lakukan Sunnah Rawatibnya," Jelas Santri Lulusan Pondok Pesantren Al-Huda Kebumen Jateng itu.

Terahir, Sarjana Lulusan STAI Nurul Hidayah Selatpanjang ini menjelaskan tentang Agama Islam tidak memandang kemulyaan seseorang dari Cassingnya, Keturunannya, pakaiannya, jabatan, harta, bentuk tubuh, raut wajahnya melainkan Allah menilai kemulyaan dari Hati dan Perbuatan (Ketaqwaannya).

"Kasus Nabi Ibrahim AS, lahir ditengah-tengah penyembah berhala tapi karena Kesholehannya, kejujuran dan keihklasannya dan semangatnya dalam memperjuangkan Islam beliau menjadi Nabiyullah yang muliya, sebaliknya Kan'an Bin Nuh AS yang lahir dari keluarga Nabi tapi karena kekufurannya, kejahatannya akhirnya ia menjadi orang yang hina" Pungkas Khairul memberi semangat Ummat Islam yang menjadi Minoritas di Desa Kepau Baru itu. (rls)



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan