Kesehatan

Dinkes Ajak Ibu Hamil Manfaatkan Rumah Tunggu Kelahiran

SELATPANJANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepulauan Meranti mencatat, kasus kematian ibu pada tahun 2018 sebanyak 3 kasus, jumlah tersebut menurun jika dibandingkan terjadi pada tahun 2017 lalu yang jumlahnya mencapai 8 kasus.

Kepala Dinkes Kepulauan Meranti, drg Ruswita, melalui Kasi Kesehatan Lingkungan, Siti Ruqiyah, mengungkapkan, penurunan tersebut setelah adanya program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang dilakukan Dinkes Kepulauan Meranti, dengan menyediakan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) untuk ibu hamil.

Setakat ini, sebut Siti, di Kepulauan Meranti sudah tersedia sebanyak 9 unit RTK guna mendekatkan akses ibu hamil ke fasilitas kesehatan terdekat.

Kesembilan RTK yang telah disiapkan, lanjut Siti, yakni 5 di Puskesmas mampu Pelayanan Obstetru Neonatal Emergensi Dasar (PONED), diantaranya di Desa Alai, Desa Anak Setatah, Desa Tanjung Samak, Desa Sungai Tohor, dan Kelurahan Teluk Belitung. Kemudian di Desa Bandul, Desa Kedabu Rapat, Pulau Merbau, dan Selatpanjang Kota.

"RTK ini adalah rumah penduduk yang memenuhi syarat kesehatan dan kita kontrak selama satu tahun, diperuntukkan ibu hamil yang rumahnya jauh dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)," ungkap Siti Ruqiyah, Rabu (21/11/2018).

Kepulauan Meranti merupakan daerah berpulau dengan dibatasi selat, sehingga jauhnya akses ke Fasyankes menjadi penyebab terjadinya kematian ibu dan bayi di daerah ini.

"Bagi pengguna fasilitas ini (RTK, red) tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Selama di RTK, ibu hamil dan pendamping satu orang juga mendapat biaya makan dan transportasi pergi-pulang dari rumah ke RTK yang besarannya sesuai SBU (standar biaya umum)," tambah dia.

Untuk itu, Siti berharap agar ibu-ibu hamil yang berada di daerah sulit dan jauh dari Fasyankes agar mau memakai fasilitas kesehatan ini, sehingga angka kematian ibu dan bayi bisa ditekan.

"Ibu hamil biasanya dirujuk ke RTK lima hari sebelum melahirkan," jelas dia.

Disamping itu, Pj Kepala Desa Anak Setatah, Abu Hasan Azhar, menilai, penyediaan RTK oleh Pemerintah merupakan langkah yang baik dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi.

Di Desa Anak Setatah, sebut Abu Hasan, selain RTK, juga sudah diadakan program Alarm Persalinan, dimana para ibu hamil dipantau semasa kehamilannya. Hal ini juga menghindari ibu hamil melahirkan di rumah.

Abu Hasan menyadari jika sebagian masyarakat masih ragu untuk menggunakan RTK. Padahal, kata dia, ibu hamil yang menggunakan RTK dijamin oleh Pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan.

"Harapan kita, dukun kampung dan bidan bisa bekerjasama, sehingga peraturan ibu hamil harus bersalin di fasyankes tidak membuat dukun kampung merasa tertutup mata pencaharian mereka," ujar Abu Hasan.(rtm2)



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan