Lingkungan

Lawan Kebiasaan Membuka Lahan dengan Membakar

PEKANBARU - Langkah penanganan dan penertiban aksi-aksi pembakaran hutan dan lahan (karhutla) terus menjadi perhatian. Hanya saja, masih terdapat beberapa kendala teknis yang kerap ditemukan di lapangan.     

Seperti soal masih adanya kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan cara membakar. Kebiasaan ini dilakukan karena dinilai lebih mudah dan murah, tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan bahkan dampak lainnya.     

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger mengatakan, pihaknya terus melakukan pemanatauan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk langkah penanganan karhutla. Diharapkan dengan sinergitas tersebut, angka karhtla dapat berkurang dan dieliminir secara optimal.     

“Langkah penanganan terus dilakukan. Memang masih banyak kendala yang dihadapi petugas saat memadamkan api di sejumlah lahan yang terbakar di Provinsi Riau. Jadi seakan masih kucing-kucingan. Kita tahu itu dibakar, tapi setelah ditelusuri pelaku sudah kabur, entah kemana perginya. Ini yang terus kita inventarisir,” paparnya, Rabu (20/2).   

Kendati demikian, langkah antisipasi dan penanganan tetap terus dilakukan secara berkelanjutan. Baik melalui darat maupun dengan jalur udara dengan melakukan water bombing di kawasan karhutla.   

Sampai saat ini telah diinventarisir 188 desa rawan Karhutla di Provinsi Riau yang terdapat pada 75 kecamatan. Dari total luasan lahan terbakar di Provinsi Riau sebanyak 841 hektar. Diharapkan kedepan angka karhutla dapat terus berkurang. (MC Riau)



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan