News

Mudah Terbakar, BRG Pasang Alat Pengukur Air di Lahan Gambut

PEKANBARU - Badan Restorasi Gambut (BRG) mendata kualitas kelembaban gambut di sejumlah daerah di Provinsi Riau sangat mengkhawatirkan dan berpotensi pemicu kebakaran. 

Kepala BRG, Nazir Foead mengatakan, di Provinsi Riau soal kekeringan gambut perlu mendapat perhatian serius. Masalah ini juga sudah dilaporkan ke presiden Jokowi belum lama ini. 

“Praktis, Pak Jokowi minta masalah ini diselesaikan,” katanya, dalam Rakor penanganan kebakaran di lahan gambut Riau, lantai 3 Kantor Gubernur Riau, Jumat, (20/7/8).

Dia berkata, untuk memantau tinggi permukaan air di sejumlah lahan gambut di Riau, pihaknya sudah memasang alat pengukur. Alat ini bisa bekerja dengan memberikan laporan secara real time kondisi ketinggian air. Sehingga tingkat kekeringan gambut bisa dideteksi secara cepat. 

“Kami sudah pasang 40 alat tersebar di Kalimantan dan Sumatera, termasuk di Riau. Rencananya akan ditambah sebanyak 110 alat lagi yang akan disebar ke banyak provinsi lainnya,” sambung Nazir. 

Di Provinsi Riau, dia mengatakan alat pemantau ketinggian air itu di pasang di wilayah Kampar, Bengkalis, Siak, Meranti dan Dumai. 

“Kalau kawasan Rimbo Panjang, Kampar itu sudah terdeteksi ketinggian air hanya 1,4 meter dengan kelembaban gambutnya hanya 14 persen. Ini sudah sangat bahaya dan mudah sekali terbakar,” kata Nazir. 

BRG juga memaparkan kondisi ketinggian air di lahan gambut di daerah Meranti, yakni 36 persen, Sungai Tohor 32 persen, Bengkalis kelembaban airnya bahkan di bawah 4 persen, Dumai masih 75 persen dan Sika 57,8 persen. Meski demikian daerah-daerah tersebut masih berpotensi rawan Karhutla di lahan gambut. Dan secara umum tingkat potensi kebaran sangat mudah sekali terbakar.(mcr)



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan