Opini

Keanekaragaman Hayati Padang Lamun Sebagai Upaya Dalam Konservasi Dugong

Rizki Achmad Fahrezi Sagala

Penulis : Rizki Achmad Fahrezi Sagala
Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji
Jurusan : Ilmu Kelautan

DUGONG merupakan mamalia laut yang termasuk ke dalam Ordo Sirenia famili Dugongidae, tergolong ke dalam kelompok Herbivora. Hewan ini merupakan salah satu spesies langka dan terancam punah yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain Perairan Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur, Tolitoli Sulawesi Tengah, Bintan Kepulauan Riau, dan Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah.

Kelangkaan dan keterancaman ini antara lain akibat siklus reproduksi yang rendah serta kerusakan area tempat mencari makan (feeding ground), area tempat mengasuh anak (nursery ground), dan area tempat bereproduksi (spawning ground). Apalagi, kekhasan spesies tersebut juga telah memicu perburuan ilegal yang akan berdampak pada meningkatnya ancaman kepunahan spesies tersebut.

Kabupaten Bintan terletak di Kepulauan Riau yang secara geografis dikelilingi oleh lautan yang memiliki keindahan dan keanekaragaman hayati laut seperti, lamun, mangrove, terumbu karang dan spesies ikan yang beranekaragam dan juga tempat persebaran dugong. Dugong merupakan hewan yang memakan tumbuhan (Lamun).

Padang lamun merupakan ekosistem di perairan dangkal yang tersusun oleh vegetasi lamun. Padang lamun memberikan kemanfaatan yang begitu besar terhadap produktivitas dilautan , baik secara fisik maupun biologis, pendaur zat hara, juga sebagai tempat untuk mencari makan, dan berlindung berbagai biota laut, seperti ikan, penyu hijau, dan dugong.

Selain itu, padang lamun juga berfungsi sebagai penyaring nutrient yang berasal dari sungai atau laut, pemecah gelombang dan arus, serta meningkatkan kualitas air laut dengan membantu pengendapan substrat dan menstabilkan sedimen.

Beberapa alasan dugong terdapat di pulau Bintan dikarenakan adanya Padang lamun di Pulau Bintan (terutama bagian utara) yang sangat luas (2.600 ha) dan dalam kondisi yang sangat baik. Dan ditemukan 5 jenis lamun yaitu Cymodoceae serrulata, Halophila minor, Syringodium isoetifolium, Halophila spinosa dan Halodule uninervis, kelima jenis tersebut merupakan sumber pakan bagi Dugong (Juraij, 2014).

Perubahan kelimpahan padang lamun dan nutrisi akan berpengaruh terhadap siklus hidup dugong di perairan. Peran penting ekosistem lamun dan dugong sangat rentan punah karena berbagai ancaman, yaitu aktivitas antropogenik yang tidak ramah lingkungan, perburuan, dan pendamparan dugong. Selain itu juga padang lamun memiliki produktivitas primer dan dukungan yang besar terhadap kelimpahan dan keragaman ikan.

Hal inilah pentingnya menjaga dan melakukan konservasi padang lamun sebagai habitat keanekaragaman ikan yang mencari makan dan tempat perlindungan. Dan perlunya peran pemerintah dalam mensosialisasikan ekosistem padang lamun dengan potensial padang lamun itu sendiri. *



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan