Opini

Mahir Mengarang Dalam Tunjuk Ajar Melayu Karya Tenas Effendy, Oleh: Putri Rahmadani

Penulis : Putri Rahmadani
Jurusan : Budidaya Perairan
Universitas Riau

Mengarang atau kepengarangan yang identik dengan seorang penulis atau sastrawan. Dimana seorang penulis pastiulet dalam mengarang. Mengarang adalah aktivitas menuangkan ide/ gagasan kedalam sebuah karya tulis dengan tujuan tertentu. Proses mengarang diawali dengan mencari ide. Selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat kerangka karangan, ialah suatu rencana kerja yang berisi garis besar darisuatu karangan yang akan ditulis, yang tentunya tidak mudah untuk dilakukan. Memerlukan wawasan yang luas serta pemikiran yang kritis agar menghasilkan suatu rangkaian kata-kata yang tentunya menarikuntuk diterbikan agar bisa dibaca oleh banyak orang.

Sebutlah Tenas Effendy seorang sastrawan yang cukup bervariatif dan selektif dalam melakukan pemilihan kata, di mana kata tersebut yang berfungsi untuk menyimpulkan pikiran dari seorang Tenas Effendy.  Sebagai contoh mahirnya dalam mengarang pada aspek kepandaian sebagai hasil pikiran yang terdapat dalamTunjuk Ajar Melayu KaryaTenas Effendy ini yaitu:

Apabila bekerja membanting tulang
         Hidup ternama mati terbilang  
         Apabila bekerja sepenuh hati 
         Kemana pergi orang hormati

Dari contoh tersebut pada baris pertama merupakan pola penggunaan dan pemilihan kata yang diterapkan oleh penulis yaitu dengan memilih kata membantingtulang daripada menerapkan kata rajin sebagai sandingan kata bekerja. Pemilihan kata membanting tulang inilah yang berfungsi sebagai hasil pikiran pengarang.

Stile kepengarangan dalam tunjuk ajar melayu karya Tenas Effendy khususnya syair dikaji dari aspek bungkusan pikiran, penyimpangan dari norma kebahasaan dan sekumpulan ciri pribadi.

 Bungkusan Pikiran Tunjuk Ajar Melayu dalam Syair  Karya Tenas Effendy

Wahai ananda permata ibu
Kepada Allah kita bertumpu 
Semoga iman melekat dalam kalbu 
Di jalan yang lurus kita menuju

Kata permata untuk mengungkapkan betapa berharganya seorang anak bagi orangtua atau ibu. Pengarang sangat tepat sekali dalam menggunakan kata permata untuk membungkus sebutan seorang anak yang sangat disayangi dan sangat berharga oleh ibunya.

Penyimpangan Norma Kebahasaan Tunjuk Ajar Melayu dalam Syair Karya Tenas Effendy  

Wahai ananda cahaya mata 
Peganglah pesan ibu dan bapa 
Kepada Allah tempat meminta 
Supaya hidupmu tidak bernista

Kata cahaya mata yang digunakan oleh pengarang untuk menyebutkan panggilan kepada sang anak. Penyimpangan norma kebahasaan terletak pada kata cahaya mata yang dipakai oleh pengarang. Anak merupakan keturunan bagi setiap orang tua namun pengarang melakukan penyimpangan norma dalam penulisan hasil pikirannya dengan menyebutkan bahwa anak sebagai cahaya mata bagi orang tua.

Sekumpulan  Ciri Pribadi Tunjuk Ajar Melayu dalam Syair Karya Tenas Effendy

Sekumpulan ciri pribadi merupakan gaya kepengarangan seorang pengarang dalam menciptakan sebuah karya sastra. Setiap pengarang memiliki ciri tersendiri dalam menghasilkan sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra akan memiliki kualitas yang berbeda antara setiap pengarang, semakin banyak dan baik kualitas perbendaharaan kata yang dimiliki oleh seorang pengarang akan memengaruhi kualitas hasil karya yang dihasilkannya.

           Stile kepengarangan Tunjuk Ajar Melayu dalam Syair dari aspek bungkusan pikiran, penyimpangan norma kebahasaan dan ciri pribadi pengarang dapat disimpulkan bahwa pengarang telah mampu membungkus pikirannya dengan kualitas pilihan kata yang tepat. Setiap kata dibungkus oleh pengarang dengan kata- kata yang memiliki makna kiasan yang tepat dan memiliki kualitas estetika yang tepat.



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan