Opini

Melokalnya Budaya Melayu Pada Zaman Serba Canggih, Oleh: Intan Ayuningtias

Nama Penulis : Intan Ayuningtias
Mahasiswa Universitas Riau
Jurusan Budidaya Perairan

Indonesia punya banyak macam suku, salah satunya suku melayu . Disini kita akan membahas tentang suku melayu, terutama melayu Riau. Melayu Riau yang dominan di daerah Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Pada zaman saat ini zaman serba canggih, zaman yang telah bercampur dengan budaya luar banyak orang yang terpengaruh dengan gaya- gaya budaya luar. Sampai lupa kalau budaya sendiri harus di perkenalkan dan tetap dilestarikan agar tetap menjadi kebanggan dan ciri khas dari setiap budaya. 

Kearifan lokal apa saja yang masih ada di daerah Riau ini. Dalam melayu ini banyak adat dan budaya yang terkandung. Yang paling dominan itu adat dalam prosesi pernikahan. Seperti yang kita tahu pernikahan itu adalah menyempurnakan ibadah kita. Banyak generasi ke generasi yang menjalankan pernikahan.

Nikah bukan hanya sekedar agama dan hukum, namun adat juga dilibatkan kedalamnya. Pernikahan merupakan suatu upacara penyatuan dua insan dalam sebuah ikatan yang diresmikan secara norma agama, adat, hukum dan sosial. Adanya beragam suku, budaya dan kelas sosial menimbulkan bervariasinya upacara pernikahan. Masih banyak orang melayu yang menjalankan pernikahan dengan tradisi yang sudah ditetapkan. Upacara pernikahan orang melayu sudah tersusun turun temurun dari dahulu Banyak prosesi-prosesi yang dilakukan saat nikah dibudaya melayu. 

Ada tahapan tradisi sebelum menikah, berlangsungnya pernikahan dan setelah menikah. Tahapan sebelum menikah , ialah:
1. Merisik 
Merisik disebut juga menyelidiki. Tujuan dari merisik ini sebelum terjadi pernikahan, mengetahui gadis yang ingin dinikahi apakah layak menjadi menantu atau tidak. 
2.  Meminang 
Setelah proses tahap merisik, lanjut ketahap meminang. Ditahap meminang ini , keluarga pihak laki-laki datang ke rumah pengantin perempuan untuk meminang atau melamar dijadikan istri. 
3. Mengantar tanda
Jika meminang disambut dan diterima dengan baik oleh pihak perempuan, maka pihak laki-laki akan mengantar tanda. Ada beberapa perlengkapan yang wajib ada ditahap ini, tepak sirih, bunga rampai, cincin, dan barang pengiring.
4. Mengantar belanja
Pihak laki-laki kembali lagi ke rumah perempuan untuk mengantar sejumlah uang atau pun barang-barang keperluan pesta pernikahan. 
5. Menggantung-gantung
4-5 hari sebelum menuju hari pernikahan, rumah calon pengantin perempuan akan dihias. Memasang dekorasi-dekorasi khas melayu didinding dan menghias tempat tidur.
6.  Berandam 
Membersihkan atau mencukur rambut yang ada diseluruh tubuh baik pengantin perempuan atau pun laki-laki
7.  Berinai 
Berinai ini mengolesi kuku tangan dan kaki dengan inai. 
8.  Khatam al-qur`an
Kedua pengantin membaca al-qur`an namun kerabat atau ibu-ibu majelis ikut meramaikan. 
9.  Akad nikah
Ini adalah tahapan yang paling utama . karena di akad nikah inilah kedua pengantin sah menjadi suami isteri. 
10. Tepung tawar
Tepung tawar ini bertujuan untuk menghilangkan sial agar hidup pengantin bahagia dan sejahtera. 
11.  Bersanding
Kedua pengantin duduk bersanding di pelaminan setelah melakukan akad
12.  Menyembah
Kedua pengantin menyembah kepada kedua orang tua untuk meminta do`a 

Selain tradisi pernikahan, masyarakat melayu mempunyai tradisi menampilkan atau memperkenalkan kesenian-kesenian melayu di setiap pembukaan acara- acara. Contohnya pembukaan acara festival, ulang tahun kota, acara pembukaan sebuah gedung atau yang lainnya. Bahkan anak-anak sekolah untuk acara perpisahan atau acara kelulusan menampilkan kesenian melayu. Kesenian yang sering dibawa adalah seperti tarian, berpantun, dan memainkan kompang. Semua itu adalah kearifan lokal melayu yang turun temurun. Tarian yang ditampilkan seperti yang wajib adalah tari persembahan yang mempunyai makna yang dalam disetapak sirih yang dibawa oleh penari.

Selain tari persembahan, tarian yang sering ditampilkan adalah tari zapin. Tarian zapin banyak jenisnya, zapin bung, zapin matahari, zapin penyengat dan lain-lain. Tarian zapin memiliki gerakan yang beragam dan lebih mendominasi gerakan kaki.

Tarian tandak juga tarian yang sering ditampilkan, ciri khas dari tarian ini berbalas pantun sebagai nyanyian atau ritme tari.

Selain tarian , pantun dan syair juga sering ditampilkan. Pantun jenaka, pantun nasehat, pantun agama, dan pantun adat. Bahkan di setiap orang penting atau tamu didalam acara membawakan pantun untuk membuka atau menutup pidato yang ia bawakan. 

Taat umat memegang adat
Dimana duduk akhlak senonoh
Sifat jahat dibuang cepat
Supaya hidup tidak bermusuh
(pantun adat karya Tenas Effendy)

Terakhir adalah kompang, kompang saat ini tidak hanya dimainkan oleh bapak-bapak tetapi remaja, ibuk-ibuk, dan anak-anak ikut dalam melestarikannya. Kompang juga ada dipesta penikahan. Tidak hanya kompang, marwas, akordion, dan gambus juga sering dimainkan oleh generasi-generasi penerus. 

Disini kita bisa belajar bahwa semakin berkembangnya zaman maka semakin kita harus melestarikan dan tidak boleh melupakan tradisi yang sudah turun temurun dari generasi ke generasi. Dan masyarakat Riau terlihat jelas kearifan lokalnya sebagai orang melayu dengan melibatkan kesenian dan tradisi didalam kehidupan. Bangga dengan budaya sendiri dan ikut melestarikan merupakan suatu apresiasi bagi kita dan bagi orang lain. Harapannya semoga budaya ini tidak luntur dan tetap ada kegenerasi-generasi berikutnya. Serta informasi ini dapat menambah wawasan kepada para pembaca. 

 



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan