Opini

Sejarah Diaspora Masyarakat Melayu, Oleh: Tri Oktav Cahya Ningrum

Nama : Tri Oktav Cahya Ningrum
Nim : 2104113886
Jurusan : Budidaya perairan 
Universitas Riau

Suku Bangsa Melayu (bahasa Melayu) merupakan kelompok etnis/etnik Austronesia yang menghuni Semenanjung Malaya, seluruh Sumatra, bagian selatan Thailand, pantai selatan Burma, pulau Singapura, Borneo pesisir termasuk Brunei, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sarawak & Sabah pesisir, Filipina bagian barat dan selatan, dan pulau-pulau kecil yang terletak disekitar lokasi ini—secara kolektif dikenal sebagai "Dunia Melayu". Lokasi ini sekarang merupakan bagian dari negara modern Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina.

Nama “Malayu” berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari, Jambi. Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu akhirnya takluk dan menjadi bawahan Kerajaan Sriwijaya.Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar Sumatra, mengikuti teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.

Berdasarkan prasasti Keping Tembaga Laguna, pedagang Melayu telah berdagang ke seluruh wilayah Asia Tenggara, juga turut serta membawa adat budaya dan Bahasa Melayu pada kawasan tersebut. Bahasa Melayu akhirnya menjadi lingua franca menggantikan Bahasa Sanskerta.Era kejayaan Sriwijaya merupakan masa emas bagi peradaban Melayu, termasuk pada masa wangsa Sailendra di Jawa, kemudian dilanjutkan oleh kerajaan Dharmasraya sampai pada abad ke-14, dan terus berkembang pada masa Kesultanan Malaka sebelum kerajaan ini ditaklukan oleh kekuatan tentara Portugis pada tahun 1511.

Masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-12, diserap baik-baik oleh masyarakat Melayu. Islamisasi tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat jelata, namun telah menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan Melayu. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kesultanan Johor, Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei, Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, dan Kesultanan Siak, bahkan kerajaan Karo Aru pun memiliki raja dengan gelar Melayu. Kedatangan Eropa telah menyebabkan orang Melayu tersebar ke seluruh Nusantara, Sri Lanka, dan Afrika Selatan. Di perantauan, mereka banyak memiliki kedudukan dalam suatu kerajaan, seperti syahbandar, ulama, dan hakim.

Dalam perkembangan selanjutnya, hampir seluruh Kepulauan Nusantara mendapatkan pengaruh langsung dari Suku Melayu. Bahasa Melayu yang telah berkembang dan dipakai oleh banyak masyarakat Nusantara, akhirnya dipilih menjadi bahasa nasional di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. 

Diaspora adalah perantau atau orang yang meninggalkan tanah kelahirannya untuk pergi ke negara lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik daripada di daerah atau di negaranya sendiri. Beberapa pendapat para ahli tentang diaspora.
Sujatmiko (2014)
      Menyebut diaspora sebagai istilah yang merujuk kepada bangsa atau penduduk etnis yang terpaksa atau terdorong untuk meninggalkan Tanah Air etnis tradisional mereka. Penyebaran mereka di berbagai bagian lain dunia dan berkembangannya dihasilkan karena penyebaran dan budaya mereka.
Missbach (2011)
   Mendefinisikan diaspora sebagai proses formasi identitas sekumpulan orang – individu maupun komunitas yang berada di luar tanah asalnya sebagai bentuk aspirasi dan rekognisi di tengah kondisi politik negara asal maupun negara penerima.

Pembagian bangsa Melayu Indonesia
Mengutip Kemdikbud RI, berdasarkan waktu kedatangan serta daerah yang pertama kali ditempati bangsa Melayu Indonesia ini dapat dibedakan menjadi tiga subbangsa, yaitu:
Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua)
   Bangsa Proto Melayu adalah nenek moyang bangsa Indonesia, merupakan orang-orang Austronesia yang pertama kali datang ke nusantara pada gelombang pertama (1500 SM).Bangsa Proto Melayu masuk nusantara melalui dua jalur, yaitu jalur barat (Malaysia-Sumatera) dan jalur utara atau timur melalui (Filipina-Sulawesi).
   Bila dibanding manusia purba pada masa itu, Bangsa Melayu Tua dianggap memiliki kebudayaan lebih maju. Dilihat dari penemuan bukti kebudayaan neolitikum yaitu hampir semua peralatan terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
    Hasil kebudayaan zaman neolitikum dari orang-orang Austronesia yang terkenal adalah kapak persegi. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Sulawesi Utara.Suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan Proto Melayu adalah suku Dayak dan Toraja.
Bangsa Deutro Melayu
   Bangsa Deutro Melayu adalah nenek moyang bangsa Indonesia, merupakan orang-orang Austronesia yang datang ke nusantara pada gelombang kedua (400-300 SM). Bangsa Melayu Muda ini berhasil melakukan asimilasi dengan para pendahulunya yaitu bangsa Melayu Tua.Bangsa Deutro Melayu masuk ke nusantara melalui jalur Barat. Dengan rute dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, hingga ke nusantara.
   Bangsa Deutro Melayu dianggap mempunyai kebudayaan lebih maju dibandingkan bangsa Proto Melayu. Karena sudah berhasil membuat barang-barang dari perunggu dan besi.
   Peralatan dari perunggu dan besi bangsa Deutro Melayu yaitu kapak sepatu, kapak corong, nekara, menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, dan punden berundak.Suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa Melayu Muda adalah suku Jawa, Melayu dan Bugis.
Suku primitif
   Sebelum orang-orang Austronesia masuk ke wilayah nusantara, sudah ada beberapa kelompok manusia purba yang lebih dulu menempati wilayah nusantara.
   Mereka adalah bangsa-bangsa primitif dengan budaya yang sangat sederhana. Yang termasuk suku primitif di nusantara adalah:
Manusia Pleistosin: manusia purba Pleistosin selalu berpindah tempat dengan kemampuan dan kebudayaan sangat terbatas. Sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat diikuti lagi.
Suku wedoid: sisa-sisa suku Wedoid hingga kini masih ada dan dapat ditemukan. Mereka meramu dan mengumpulkan makanan dari hasil hutan dan memiliki kebudayaan sangat sederhana. Contoh peninggalan suku Wedoid di Indonesia adalah Suku Sakai di Siak dan Suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang.
Suku negroid: di Indonesia sudah tidak ada lagi sisa-sisa kehidupan suku negroid. Tetapi suku ini masih bisa ditemukan di pedalaman Malaysia dan Filipina yaitu Suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Filipina.



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan