News

Apkasindo Dukung Upaya Pencegahan Karhutla di Riau

PEKANBARU-Tidak dapat dimungkiri bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menjadi ancaman yang menakutkan di Provinsi Riau.

Pada kenyataannya, penyebab terjadinya karhutla di Riau adalah ulah manusia yang lebih mementingkan keuntungan ekonomi semata.

Sebab itu, persoalan Karhutla tidak bisa dilihat dari persoalan teknis pemadaman api semata. Ia mencakup persoalan yang lebih luas

Butuh partisipasi dan kolaborasi berbagai pihak dalam mencegah Karhutla kembali terulang.

Pelibatan masyarakat untuk membuka lahan tanpa bakar menjadi kunci penting pencegahan karhutla di Riau sehingga penerapan pola agrifarming yang ramah lingkungan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi kebutuhan.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau, K.H. Suher mengatakan untuk mencegah Karhutla kembali terjadi di Riau, pihaknya telah mengimbau 7 ribu petani sawit yang tergabung dalam Apkasindo untuk tidak membakar lahan.

Pria yang akrab disapa Haji Suher itu juga mengatakan para petani sawit di Riau juga berkomitmen untuk berperan aktif dalam pencegahan dan penangulangan Karhutla di Bumi Lancang Kuning.

"Kami nantinya juga akan melakukan sosialisasi dan menempatkan baliho siaga Karhutla di daerah rawan," ujar Haji Suher, Selasa (19/4/2022) kemarin.

Suher juga mengatakan, ribuan petani kelapa sawit yang tergabung dalam Apkasindo telah mengunduh Aplikasi Dashboard Lancang Kuning milik Polda Riau sebagai upaya pencegah dini.

Pihak Apkasindo telah membimbing para petani untuk melaporkan adanya kasus Karhutla di wilayahnya melalui aplikasi tersebut.

"Bahkan kami akan membentuk Satgas Karhutla dalam membantu pemerintah dalam mencegah dan menanggulangi Karhutla di Riau. Mudah-mudahan selesai lebaran ini," katanya.

Senada dengan Apkasindo, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau juga menjamin para pengusaha sawit yang tergabung dalam Gapki akan berperan aktif mendukung upaya pemerintah dalam mencegah Karhutla. 

Ketua GAPKI Riau, Lichwan Hartono mengatakan para pengusaha sawit di Riau yang tergabung dalam GAPKI umumnya telah menyadari risiko yang akan ditanggung para pengusaha sawit jika membuka lahan dengan cara membakar. 

Selain itu, pengusaha sawit yang membuka lahan dengan cara membakar tak akan mendapat sertifikasi ISPO.

"Risiko besar bagi pengusaha sawit jika membuka lahan dengan cara membakar," ujarnya. 

Menurut Lichwan, para pengusaha sawit di Riau telah melakukan berbagai cara untuk mencegah Karhutla, mulai dengan membentuk program Desa Bebas Api hingga Desa Makmur Peduli Api.

Program-program yang dijalankan perusahaan sawit tersebut kata Lichwan melibatkan masyarakat sekitar konsensi.

"Program-program ini sangat berhasil dalam mencegah Karhutla di Riau dan juga meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar konsesi," katanya.

Sementara itu Kabid Perubahan Iklim, Pengelolaan Limbah Padat Domestik dan Peningkatan Kapasitas, DLHK Riau, Alwamen, S.Hut, M.Si mengatakan ratusan hektar hutan dan lahan di Riau sudah terbakar.

Kendati demikian sudah berhasil dipadamkan oleh tim Satgas Karhutla di lapangan.

Lahan di Riau menjadi rawan terbakar karena terdiri dari lahan gambut.

"Sebanyak 60 persen daratan di Riau terdiri dari lahan gambut. Sebab itu Riau rawan sekali terjadi Karhutla," kata Alwamen. 

Sebab itu kata Alwamen, butuh berbagai pihak dalam mencegah Karhutla di Riau.

Bahkan DLHK juga telah membentuk komunitas-komunitas peduli Karhutla di daerah rawan.

"Ada Masyarakat Peduli Api (MPA), ada juga Forum Desa Peduli Gambut. Mereka yang tergabung dalam komunitas ini juga aktif melakukan sosialisasi soal bahaya Karhutla," ujar Alwamen. *



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan