Riau

Tim Kukerta Integrasi UNRI Lakukan Pemijahan Buatan di Nipah Farm Desa Bencah Kelubi

Sebagai perwujudan salah satu Dharma Perguruan Tinggi yang tertuang dalam UU Republik Indonesia nomor 20 ayat 2 yaitu tentang penyelenggaraan pengabdian masyarakat, Kukerta Universitas Riau turut mengabdi pada masyarakat tepatnya di Desa Bencah Kelubi.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Integrasi Universitas Riau dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) Dr. Nur Asiah, S.Pi, M.Si melakukan pengabdian di Desa Bencah Kelubi, Kabupaten Kampar dengan mengangkat tema 'Meningkatkan produksi Benih Lele Mutiara (Clarias gariepinus) melalui penerapan teknologi pembenihan ikan pada kelompok Tani Nipah Farm'.

Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok adalah Fitrah Pratomo, Ahmad Dhani, Rahmi Febrianti, Ulul Ismaini, Diva Rama Yulia, Rara Zulafni Arviani, Widyatul Afifah, Arif Mujahid, Ulfi Laili Astika dan Hafizzul Ihsan.

Ketua kelompok Fitrah Pratomo mengatakan, masyarakat yang hadir sangat antusias mengikuti pelatihan kegiatan pemijahan yang berlokasi di Nipah Farm Dusun 3 Desa Bencah Kelubi.

"Program pengabdian kemitraan masyarakat ini bertujuan untuk membantu meningkatkan produksi benih lele di Desa Bencah Kelubi khususnya budidaya Lele Mutiara yang merupakan varietas unggul dengan tingkat produksinya cenderung lebih cepat namun juga ekonomis. Dengan keunggulan tersebut maka ikan ini disebut Lele Mutiara yaitu Mutu Tiada Tara. Masyarakat nantinya bisa mempelajari serta melihat secara langsung proses pemijahan di Nipah Farm," ujar Dr. Nur Asiah S.Pi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

Pemijahan merupakan kegiatan memproduksi benih Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus).

Kegiatan diawali dengan seleksi induk yang matang gonad secara morfologi.

Selanjutnya dilakukan penyuntikan Hormon Ovaprim di bagian intramuscular atau punggung atas ikan lele dengan kemiringan jarum 45°.

Dosis Ovaprim untuk indukan betina 5% per kg, dan 3% per kg pada induk jantan, kemudian Ovaprim dihomogenkan dengan NaCL perbandingan 1:1.

Penyuntikan ikan lele Jantan dilakukan sebanyak 1 kali, sedangkan ikan lele betina sebanyak 2 kali dengan membagi dua hasil perhitungan dosis yang didapatkan.

Setelah ikan ovulasi, kemudian dilakukan stripping pada jantan dan betina.

Kemudian telur dicampur dengan cairan sperma dan diaduk dengan bulu ayam yang halus kurang lebih selama 3 menit, lalu campurkan larutan pembuahan dan diaduk kembali selama kurang lebih 2 menit.

Selanjutnya telur yang sudah melewati proses pembuahan direndam dengan air teh pekat selama kurang lebih 3 menit dan dilakukan sebanyak 2-3 kali perendaman. Tujuan perendaman telur dengan air teh yang pekat untuk mengurangi daya rekat telur ikan lele.

Setelah telur direndam pada air teh pekat, selanjutnya telur direndam 
dalam air bersih agar telur siap ditebar ke dalam corong penetasan.

Apabila telur telah ditebar ke dalam corong penetasan, atur debit air untuk mengambangkan telur di dalam corong penetasan. Dalam waktu 1x24 jam telur akan menetas di dalam corong penetasan.

Jika telur ikan menetas dan menghasilkan larva, maka larva akan berenang melewati aliran air pada corong penetasan dan jatuh kedalam bak pemeliharaan larva yang telah disiapkan sebelumnya.

Telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih, dan telur yang terbuahi berwarna hijau bening.

Dengan pemijahan yang sesuai prosedur dan teknologi yang memadai, Tim Pengabdian, anggota KKN Integrasi serta masyarakat berharap benih ikan lele yang dihasilkan nantinya berkualitas.



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan