Riau

Budidaya Ikan Nila Desa Banglas Kepulauan Meranti Gagal, Kelompok Akui Beda Bibit

MERANTI - Budidaya Ikan Nila yang dianggarkan dari Dana Desa (DDS) Banglas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau gagal.

Kegagalan budidaya Ikan Nila yang menelan anggaran ratusan juta rupiah itu pun menjadi sorotan masyarakat setempat. Selain akibat kondisi alam, kelompok mengakui adanya beda bibit saat penaburan benih Ikan Nila di kolam.

"Satu kelompok dapat bibit 12 ribu bibit, disitu ada dua kelompok dan bibit yang kami ini mati semua. Setelah mati, ada penambahan bibit sebanyak 6 ribu. Namun bibit yang masuk pertama dengan bibit masuk kedua berbeda, yang kedua agak bagus dibandingkan yang pertama itu. Yang jelas bedalah bibitnya," ungkap salah seorang anggota kelompok kepada wartawan, Senin 4 Maret 2024.

Dia juga mengakui adapun bahan yang diterima untuk kolam dan pemeliharaan ikan berupa satu buah jala, timbangan 10 kg, blower berserta selang bibit pipa air, pakan ikan, kapur, vitamin ikan, papan dan terpal untuk buat kolam adaptasi ukuran 2,5x5 meter.

Diberitakan sebelumnya, meski telah menelan anggaran ratusan juta rupiah, budidaya yang dianggarkan dari Dana Desa (DDS) Banglas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Dari informasi yang dirangkum wartawan di lapangan, pihak Desa Banglas telah mengucurkan anggaran ratusan juta rupiah untuk ketahanan pangan dengan program budidaya ikan Nila, namun hasil 0 alias gagal.

Sepertinya program yang dilaksanakan dalam memanfaatkan DDS tidak terencana dengan baik, hal itu terlihat dari gagalnya bubidaya ikan Nila di Desa Banglas.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Banglas, Abdul Zaid mengaku gagalnya program budidaya ikan Nila di tahun anggaran 2022 lalu.

"Iya gagal karena kondisi alam, saat banjir besar kemarin tambaknya pecah sehingga ikannya hanyut," kilah Abdul Zaid kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Jumat 1 Maret 2024.

Dijelaskan pula bahwa, untuk Desa Banglas mendapat 1,7 dana DDS di tahun 2022, kemudian untuk program ketahanan pangan sebanyak 20% atau sekitar 340 juta.

"Namun kita realisasinya hanya 80% atau sekitar 200 lebih juta (272 juta) sementara untuk 20% nya lagi dijadikan Silva. Untuk jelasnya nanti dilihat lagi karena saya tak ingat semuanya," jelas Zaid dengan gerak gerik yang masih ragu-ragu.

Selanjutnya, anggaran tersebut diperuntukkan pembelian bibit ikan Nila sebanyak 25.000 bibit kemudian ditambah lagi sebanyak 6.000 bibit yang dimasukan ke dalam kolam yang berada di Jalan Pelabuhan, Desa Banglas.

"Ada dua kelompok dengan ketua kelompoknya Endi dan Juman. Untuk satu kelompok ada 10 orang, jadi dua kelompok ada 20 orang," ungkapnya.**



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan