Kesehatan

Dinkes Rohil Upayakan Cegah Stunting Mulai Ibu Hamil Sampai Anak Berumur 5 Tahun

Plt Kadis Kesehatan Rohil, H Ahmad Yusuf saat mengikuti acara rembuk aksi penurunan angka stunting.

BAGANSIAPIAPI - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan gizi secara berulang-ulang (Kronis). Kegiatan stunting itu sendiri merupakan kegiatan strategis nasional yang dicanangkan oleh Presiden. 

Dalam menurunkan percepatan penularan stunting, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) melaksanakan beberapa kegiatan secara berkolaborasi dengan melibatkan banyak OPD-OPD terkait.

Diantaranya Bappeda sebagai leading sektor atau pilot projek penanganan stunting. Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) melaksanakan kegiatan intervensi sensitif mulai dari pengukuran berat badan, tinggi badan anak, dan pengaturan gizi.

Demikian hal itu disampaikan Plt Kadis Kesehatan Rohil, H Ahmad Yusuf usai acara rembuk stunting, Selasa (24/08/2021) di Bagansiapiapi. 

Ahmad Yusuf mengatakan, stunting biasanya terjadi pada 1000 hari kehidupan dihitung sejak adanya janin di dalam kehamilan sampai berumur lebih kurang lima tahun. 

"Mulai mengawal stunting ini dari ibu hamil bukan sejak anak lahir. Jadi 1000 hari kelahiran betul-betul dijaga," tegasnya. 

Dampak dari stunting itu sendiri yaitu :

1. Anak akan menjadi kerdil secara fisik. 

2. Psikologis anak akan terganggu.

"Untuk itu, pencegahannya akan kita upayakan betul melalui pihak puskesmas mulai dari ibu hamil sampai anak berumur lima tahun," ucap Ahmad. 

Dinkes Rohil akan terus memantau anak-anak tersebut dan dilakukan pendataan komprehensif secara menyeluruh oleh petugas puskesmas. 

Sementara pada acara rembuk stunting, Dinkes Rohil hanya memanggil desa-desa yang ditetapkan sebagai Lokasi Fokus (Lokus) intervensi stunting.  Sebenarnya stunting itu ada dimana-mana tetapi mungkin persentasenya kecil sehingga tidak dijadikan desa lokus. 

"Namun penanganan stunting perlu kita ingat bukan saja di desa/kepenghuluan lokus saja akan tetapi diseluruh desa yang ada angka stuntingnya," ungkap Plt Kadis Kesehatan Rohil. 

Dalam penanganan stunting, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) juga ikut serta melalui dana desa sesuai aturan yang sudah ditetapkan, dengan melakukan inovasi pemberian makanan tambahan dan melakukan kegiatan sosial lainnya. 

Selain PMD, Dinas Perkim Rohil juga sudah menyiapkan beberapa sanitasi air bersih di daerah lokus, karena stunting juga berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. 

"Desa-desa yang beberapa tahun lalu menjadi lokus stunting banyak mendapat perhatian dari dinas-dinas terkait. Mungkin dari Dinas Perikanan barangkali juga bisa memberikan penyuluhan bagaimana memanfaatkan ikan-ikan yang ada, kemudian bisa diikuti oleh Dinas Pertanian," ujar Ahmad Yusuf. (rif) 



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan