Opini

Kesantunan Adat Melayu Riau, Oleh: Aura Zulvania SS

Penulis : Aura Zulvania SS
Mahasiswa Universitas Riau

Salah satu nilai asas adat Melayu adalah kesantunan. Orang tua-tua mengatakan: Apa tanda orang bermarwah, bersopan santun dalam bertingkah, arif dan bijak menggunakan lidah, berbudi bahasa dalam melangkah.

 Ungkapan ini mencerminkan keutamaan kesantunan dalam hidup dan kehidupan keseharian, baik di lingkungan rumah tangganya, masyarakat, bangsa dan negara. 

Selanjutnya ditegaskan lagi: Apa tanda orang pilihan, bersopan santun dalam pergaulan, bila bercakap dengan beradab, bila berbual menggunakan akal, bila berbicara berkira-kira, bila bertutur mengikuti alur, bila berdiri tahu kan diri, bila berjalan memakai pedoman. 

Asas nilai kesantunan ini mengingatkan supaya sebelum berbicara hendaklah berpikir terlebih dahulu, dipertimbangkan buruk baiknya sesuai menurut alur, patut layaknya, supaya cakap tidak menyelam. supaya bual tiada janggal, supaya bergurau tidak meracau. 

Melalui ungkapan dikatakan: Salah bual marwah terjual, salah cakap martabat lesap, salah bicara nama cedera, salah bertutur wibawapun luntur. Adat dan busana Melayu menilai tuah, harkat dan martabat seseorang sangatlah tergantung kepada kesantunan dan budi pekertinya. 

Apabila ia memiliki sopan santun dan budi pekerti terpuji, maka ia patut dan layak untuk dihormati. Ia patut dijadikan teladan yang sepadan, dijadikan contoh yang senonoh, dijadikan guru yang sejudu.

Orang seperti inilah yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah, yang kusut diselesaikannya, yang keruh dijernihkannya, yang bengkok diluruskannya, yang menyalah diperbaikinya.

 Sebaliknya apabila sopan santunnya sudah hilang, maka ia tidak patut lagi untuk dijadikan contoh yang senonoh, tak layak lagi dijadikan tempat bertanya dan meminta petuah, dan tak sesuai lagi untuk tempat meminta petunjuk yang elok, atau meminta nasehat yang bermanfaat dan sebagainya. 

Orang ini tentulah tidak dapat menyelesaikan masalah, tetapi justru akan membuat banyak masalah. 

Itulah sebabnya orang tua-tua Melayu mengingatkan: Apabila kesantunan sudah dilupakan, banyaklah perangai yang bersalahan, sahabat yang dekat menjadi lawan, saudara menjauh penuh sesalan, fitnah muncul kiri dan kanan akhirnya hidup dalam perseteruan. 

Melalui ungkapan lain dikatakan:Apa tanda orang yang malang, sopannya lesap santunnya hilang, cukup besar lagak temberang, imannya goyah akan berkurang, hidup dan mati disumpahi orang. 

Mengacu kepada butir-butir ungkapan di atas, kiranya setiap pribadi terutama orang yang dituakan oleh kaum dan masyarakatnya, diharapkan berhemat cermat dalam menjaga lidah dan tingkah lakunya, serta menunjukkan prilaku yang sopan dan santun dalam setiap langkah kehidupannya. 

Selanjutnya diingatkan pula, bahwa dalam hidup dan kehidupan ini penuh dengan berbagai macam cabaran, kritik dan sanggahan, karenanya dituntut pula untuk berpikir jernih berdada lapang, arif menyimak bijak menimbang, supaya melangkah tiada menyalah, supaya bertindak tidak merusak. 

Dengan demikian, diharapkan mana yang jauh menjadi dekat, mana yang renggang menjadi rapat, niat sampai hajat tercapai, hidup sejahtera rukun dan damai. 

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan