Riau

Mahasiswa Kukerta UNRI di Kelurahan Batu Bersurat Berhasil Bikin Pupuk Kompos Hewani dan Hayati

XIII KOTO KAMPAR, BATU BERSURAT – Mengangkat tema unggulan Mitigasi Bencana, mahasiswa kukerta UNRI di Kelurahan Batu Bersurat melakukan program pembuatan pupuk kompos hewani dan pupuk kompos hayati.

Kegiatan ini dilakukan karena melihat lingkungan sekitar Kel. Batu Bersurat, warga banyak memiliki hewan ternak terutama sapi yang kotorannya berserakan disekitar jalan sehingga berdampak pada lingkungan.

Tujuan dilakukan kegiatan ini agar lingkungan bisa bersih dan dapat menjaga lingkungan tetap asri, tak hanya itu selain mengurangi pencemaran lingkungan, juga bermanfaat untuk tanaman dan daun kacang yang bisa bermanfaat untuk tanaman juga.

Kegiatan dimulai dengan melakukan pembuatan pupuk kompos hewani yang menggunakan kotoran sapi. Alat dan bahan yang di perlukan yaitu kotoran sapi, em4, molase, air, sekam padi dan karung. Cara pembuatannya persipakan tempat pembuatan pupuk kompos hewani, siapkan air dalam ember, tuangkan em4 ke wadah, setelah itu masukan em4 kedalam ember yang sudah diisi dengan air dan aduk em4 agar tercampur rata dengan air kemudian masukan molase kedalam wadah lalu masukan kedalam air yang sudah tercampur kedalam em4, aduk hingga merata.

Setelah dipastikan em4 dan molase telah tercampur rata, tuangkan cairan tersebut kedalam kotoran sapi yang sudah tercampur dengan sekam padi. Aduk lagi sampai tercampur rata.

Setelah semuanya tercampur rata, masukan pupuk kedalam karung untuk dilakukan fermentasi selama kurang lebih 3 minggu.

Itulah langkah-langkah yang dilakukan mahasiswa kukerta UNRI Kel. Batu Bersurat dalam pembuatan pupuk kompos hewani.

Selanjutnya cara pembuatan pupuk kompos hayati, dalam pembuatan pupuk kompos hayati, mahasiswa kukerta bekerja sama dengan salah satu staff Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan XIII Koto Kampar, bapak Martius, S.P.

“Bawa saja molase, Em4 dan sekam padi” kata pak Martius setelah ditanyakan kebersedian dalam berbagi ilmu membuat pupuk kompos hayati bersama mahasiswa kukerta Unri 2023.

Alat dan bahan yang digunakan mahasiswa kukerta dalam pembuatan pupuk kompos hayati yaitu daun kacang remang, baskom besar, sekam padi, tanah hitam, molase, em4, air, karton bekas dan polibag.

Langkah awal memotong daun kacang menjadi irisan kecil-kecil setelah itu masukan daun yang sudah di iris kecil kedalam baskom, campur dengan karton bekas yang sudah di potong kecil juga aduk hingga daun dan karton tercampur rata.

Setelah itu masukan sekam padi sesuai takaran dan aduk hingga semua tercampur rata. Lalu masukan tanah hitam aduk lagi agar tercampur rata. Molase dituangkan sesuai takaran yang dicampur sedikit air dan masukan ke dalam daun, aduk hingga merata setelah itu, masukan juga em4 yang dicampur air, aduk molase dan air hingga merata dan tuangkan kedalam baskom yang berisi daun kemudian aduk kembali hingga semua bahan tercampur merata.

Setelah semua dipastikan tercampur rata, masukan pupuk kedalam polibag, ikat erat ujung polibag. Setelah itu masukkan kedalam baskom lagi, tutup dengan plastik semen dan ikat lagi luar baskom agar tidak masuk udara. Udara tidak boleh masuk untuk mempercepat proses fermentasi. Dan tunggu beberapa minggu sampai fermentasi selesai.

Setelah 3 minggu dilakukan fermentasi kedua jenis pupuk, alhamdulillah keduanya sudah berhasil di fermentasi dan siap untuk diaplikasikan ketanaman.

Kamis, 10 Agustus 2023 Mahasiswa kukerta Unri Kel. Batu Bersurat melakukan sosialisasi tentang pembuatan pupuk kompos hayati dan pupuk kompos hewani dirumah ketua kelompok Tani Wanita (KWT) ibu Elsriyani, dengan sasaran sosialisasi yaitu Kelompok Tani Wanita (KWT). Dengan narasumber yang diundang yaitu bapak Martius, S.P selaku staff dari Balai Penyuluhan Pertanian  (BPP).

“Pupuk kompos hayati dan pupuk kompos hewani merupakan pupuk yang banyak untungnya, selain mudah mencari bahan dan cara pengerjaan nya, kedua pupuk kompos ini mempunyai manfaat yang juga sama bagusnya dengan pupuk lainnya” ujar pak Martius, S.P pada saat menyampaikan materi sosialiasi.

Mahasiswa kukerta Unri Zuhruf Salsabila ikut menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisi yang dilakukan. “Kami sudah melakukan pembuatan kedua pupuk kompos ini, alhamdulillah pembuatan cukup mudah dan bisa kami lakukan hingga pupuk tersebut dapat digunakan” ucap Zuhruf Salsabila pada saat menyampaikan materi sosialisasi.

Pupuk kompos hayati ini dapat digunakan langsung setelah penanaman dilakukan, sedangkan pupuk kompos hewani dapat digunakan setelah kurang lebih 10 hari penanaman.

Sosialiasi ini diterima baik oleh kelompok KWT “bisa menambah ilmu tentang pembuatan pupuk” kata salah satu anggota dari KWT.

Sosialisasi Pembuatan Pupuk Kompos Hewani dan Pupuk Kompos Hayati ini dilanjutkan dengan penyerahan kedua pupuk kompos yang sudah dilakukan serta beberapa jenis tanaman kepada Kelompok Tani Wanita (KWT) Dan akhiri dengan sesi foto bersama. **



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan