Opini

Mengenal Karya Sastrawan Riau Tenas Effendy, Oleh: Intan Ayuningtias

Penulis : Intan Ayuningtias
Mahasiswa Universitas Riau jurusan Budidaya Perairan

Tenas Effendy adalah seorang yang dikenal sastrawan dan budayawan yang berasal dari Riau. Tenas Effendy memiliki nama asli yaitu Tengku Nasyaruddin Effendy. Jadi nama Tenas itu singkatan dari Tengku Nasyaruddin. Lahir 9 November 1936; Kuala Panduk, Pelalawan, Hindia Belanda. Wafat pada 8 Februari 2015 berumur 78 tahun dikota pekan Baru, Riau. Selama beliau hidup banyak sekali karya-karya yang telah beliau buat khususnya yang berhubungan dengan melayu. Beliau sangat produktif dalam menulis buku hingga ratusan jumlanya. Karya-karya nya juga dikenal diluar negeri seperti, Malaysia, Singpura, Brunei Darussalam dan Thailand Selatan. 

Karya-karya yang beliau buat tidak jauh-jauh dengan kearifan,sastra dan budaya melayu. Contohnya ada pantun, syair, gurindam dan seloka. Tidak hanya tentang sastra atau pun seni beliau juga menceritakan kisah suku melayu pada zaman portugis. Lalu ada budaya dan kebiasaan melayu. 

Salah satu buku karya beliau yang berjudul “syair nasib melayu” yang berisikan tentang contoh bahwa suatu karya sastra memiliki kemampuan untuk merekam kondisi sosial suatu masyarakat, bahkan turut memberikan solusi alternatif bagi berbagai permaslahan yan timbul. Masih sesuainya kondisi warga melayu yang digambarkan pada 15 tahun dengan situasi sekarang menunjukkan bahwa nasib mereka memang tidak banyak berubah, meskipun era desenteralisasi telah menghadirkan demokrasi, sumber daya keuangan, serta berbagai kemudahan bagi warga melayu. Eksploitasi sumber daya alam terus berlangusng dengan menimbulkan sejumlah persoalan kesenjangan dengan menimbulkan sejumlah persoalan kesenjangan sosial. Sumber daya manusia masih menjadi persolan krusial bagi warga melayu, bukan dalam hal akses terhadap pendidikan formal tetapi dalam hal pembentukan kewirausahaan serta integeritas dikalangan para pemimpin masyarakat. Sebuah karya sastra ternyata mampu menjadi suatu nasihat bagi masyarakat dan juga para elitnya tanpa harus menyodorkan angka-angka indikator atau keanekaragaman rencana yang muluk dan sudah sepantasnya karya sastra tersu berperan.  

Satu contoh lagi karya beliau yang berjudul “kearifan pemikiran orang melayu” yang berisikan tentang konteks memahami dan membangun kebersamaan untuk kemajuan masyarakat melayu, beliau dapat dilihat sebagai seorang yang kukuh dan peduli pada segala kepentingan identitas, yang sering kali bermakna eksistensial politis, namun beliau sangat peduli pada pelestarian yang berkesinambungan dengan semangat pendidikan dan pengetahuan tentang kemelayuan yang sangat luas dan mendalam. 

Pantun karya tenas effendy adalah sebagai berikut. 
Sifat muda suka berjalan
Hilir mudik mencari rezeki 
Adat dijaga sempurna iman
Fikiran baik diri terpuji

Taat bini setia ke laki
Hilir mudik seiya sekataa
Adat berdiri sempurna budi
Hati baik mulia bicara

Rusak perisa hilang lazatnya
Lazat hilang tiada yang makan
Rusak bangsa hilang adatnya
Adat hilang binasalah badan

Budaya melayu merupakan sebuah budaya yang santun dan dnegan perkembangan zaman sekarang ini, penerus harus dapat memilah agar tidak terjebak dalam berbagai krisis moral . dan dengan membuat buku beliau terus  memupuk moral pada penerus-penerus selanjutnya. Dan melalui karya nya beliau berharap kepada masyarakat untuk tidak terjebak dengan dunia kekinian yang sudah banyak dipengaruhi budaya asing. 



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan