Opini

Diaspora Melayu

Penulis : Hindar Muda Hasibuan
Mahasiswa Budidaya Perairan Universitas Riau

Istilah ‘diaspora’ berasal dari bahasa Yunani kuno, dias (melalui) dan speirein (menyebar atau menabur), dengan makna terkait penyebaran, atau proses pendistribusian benda-benda atau manusia ke wilayah yang luas, atau penyebaran manusia yang berasal dari satu bangsa atau yang mempunyai persamaan kebudayaan.

 Para pakar juga berusaha mengidentifikasi ciri-ciri umum yang mendefinisikan pengertian diaspora secara modern.

 Menurut Khaching Toloyan (1991 : 4-5) (ahli bahasa dari universitas Weslayan, USA) bahwa istilah diaspora dulunya adalah deskripsi terhadap penyebaran orang-orang Jahudi, Yunani, dan Amerika. Ia juga menambahkan istilah diaspora yang pernah disamakan dengan makna exile, loss, dislocation, ketakberdayaan dan pesakitan menjadi bermanfaat untuk mendeskripsikan tingkatan penyebarannya.

 Dengan pengertian ini maka konsep diaspora didasari oleh dua pendekatan, objektif dan subjektif. Untuk tambahan, Marientras (1989:125), berpendapat bahwa faktor waktu juga menjadi kondisi yang penting bagi diaspora karena “realitas diaspora dibuktikan dalam waktu dan diuji oleh waktu”.

Ada juga pendapat lain, yakni menurut Safran (1991:83-4) bahwa istilah diaspora harus dibatasi pada populasi yang mempunyai enam karakteristik.

Meliputi.
1. Berpencar dari pusat (asal) aslinya ke dua atau lebih daerah peripheral (pinggiran), atau wilayah asing

2. Ingatan, visi, atau mitos kolektif tentang asal muasal asli mereka-lokasi fisik, sejarah, dan pencapaian pencapaian (achievements) yang telah dilakukan

3. Rasa ke ter saingan dan isolasi dari masyarakat tuan rumah

4. Idealisasi tanah leluhur mereka sebagai tempat yang benar, ideal, dan tempat yang mereka atau keturunan mereka akhirnya akan kembali (pulang kampung)

5. Komitmen untuk memelihara atau memulihkan tanah leluhur mereka yang asli, aman, dan makmur

6. Kesadaran dan solidaritas etnokomunal yang didefinisikan oleh hubungan berkelanjutan dengan tanah kelahiran.

Suku melayu merupakan kelompok etnis/etnik Austronesia yang menghuni Semenanjung Malaya, seluruh Sumatra, bagian selatan Thailand, pantai selatan Burma, pulau Singapura, Borneo pesisir termasuk Brunei, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sarawak & Sabah pesisir, Filipina bagian barat dan selatan, dan pulau-pulau kecil yang terletak di sekitar lokasi Ini—secara kolektif dikenal sebagai “Dunia Melayu”. 

Lokasi ini Sekarang merupakan bagian dari negara modern Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina.

 Nama “Malayu” berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari. 

Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu akhirnya takluk dan menjadi bawahan Kerajaan Sriwijaya. Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar Sumatera, mengikuti teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Jadi orang Melayu Semenanjung berasal dari Sumatera.

Melayu Riau atau Riau Raya adalah wilayah dan masyarakat Melayu yang tinggal di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Mereka menggunakan Bahasa, hukum budaya, dan muslihat budi Melayu sehari-harinya. Riau Raya merupakan saujana peradaban Melayu yang luas, kaya, dan indah.

Persebaran Masyarakat Melayu Riau terbagi atas :
Masyarakat Melayu Riau Kepulauan, adalah masyarakat Melayu Riau yang bermukim di daerah Provinsi Kepulauan Riau, yang terdiri atas :
•Kabupaten Bintan
•Kabupaten Karimun
•Kabupaten Kepulauan Anambas
•Kabupaten Lingga
•Kabupaten Natuna
•Kota Batam
•Kota Tanjung Pinang

Masyarakat Melayu Riau daratan, adalah masyarakat Melayu Riau yang bermukim di daerah Provinsi Riau, terdiri atas Melayu Riau Pesisisr dan Melayu Pedalaman.

Melayu Riau :
•Kabupaten Bengkalis
•Kabupaten Rokan Hilir
•Kota Dumai
•Kabupaten Kepulauan Meranti
•Kabupaten Siak
•Kabupaten Pelalawan
•Kabupaten Indragiri Hilir.

Jadi kesimpulannya Diaspora melayu merupakan masa berpindahnya/bermigrasi orang suku melayu ke seluruh penjuru dunia untuk melangsungkan hidup yang lebih layak dari kehidupan di tempat asalnya.

Dengan bermigrasi nya ke tempat atau lokasi lain, bisa saja mendapatkan keadaan yang lebih layak dari sebelumnya dan tidak jarang pula yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, jadi tentunya kita harus tetap yakin, serta selalu berserah diri kepada Yang maha Kuasa agar selalu diberikan keselamatan dan kesejahteraan baik di dunia maupun akhirat.

 Sekian bahasan mengenai diaspora melayu, semoga bahasan ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan para pembaca.

 



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan