Opini

Nilai Karakter Islami Dalam Tunjuk Ajar Melayu (Tenas Effendy), Oleh: Dwi Liana Rahmayuni

Penulis : Dwi Liana Rahmayuni
Prodi : Budidaya Perairan Universitas Riau

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan nasional, Nomor 20 Tahun 2003, pada pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya pada pasal (3) disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 
Pada pasal 1 ayat (4), yang disebut anak didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, jenis pendidikan. Pertanyaannya, apakan tujuan mulia pendidikan bangsa saat ini sudah terealisasi? Jawaban sementara adalah belum karena pendidikan belum menjadi wahana humanisasi bagi anak-anak didiknya bahkan sebagian menjadi tempat kekerasan (bullying) dan ketidakmanusiawian sebagian pendidik dan seniornya terhadap anak atau adik didiknya.
Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan opini saya mengenai salah satu karya Tenas Effendy yang berjudul Nilai Karakter Islami Dalam Tunjuk Ajar Melayu. Buku TAM karangan Tenas Effendy pada dasarnya merupakan karya tulis yang menguraikan butirbutir ungkapan berbentuk syair dan pantun yang berisi nilai-nilai dasar pandangan hidup dalam budaya Melayu Riau. Karya ini terdiri dari tiga bagian besar yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Bagian pendahuluan memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai pengertian, kandungan, kedudukan, dan manfaat dari Tunjuk Ajar Melayu. Bagian isi dari buku “Tunjuk Ajar Melayu” yaitu terdiri dari dua pokok bahasan yaitu butir-butir Tunjuk Ajar dan Petuah dan Amanah. Pada penjelasan mengenai butir-butir Tujuk Ajar yaitu terdiri dari 29 tema dan 10 petuah amanah.
Secara kuantitas dan kualitas, Tunjuk Ajar Melayu (TAM) sangat luas dan banyak sekali jumlahnya. Penulis menemukan minimal 40 karakter dalam buku TAM TE. Hal itu dapat dicari dan digali dalam berbagai khazanah karya sastra lisan maupun tulisan para intelektual Melayu dari zaman ke zaman. Tak sedikit yang masih tersimpan dalam ingatan para tetua Melayu di kampung-kampung Melayu. Sebagian para penghapal sastra lisan itu sudah tiada sehingga ini menjadi kerugian bagi dunia literasi Melayu ke depan. Akan tetapi sebagiannya sudah dituliskan para intelektual Melayu, dan dapat dibaca, seperti di antaranya buku TAM TE.
Buku fenomenal ini merupakan sebutir mutiara dari jutaan mutiara petuah amanah Melayu yang ada Orang Melayu tidak menafikan bahwa sebelum Islam masuk ke tanah ini telah hadir beberapa agama lainnya seperti Hindu, Budha dan lain sebagainya. Akan tetapi Islam merupakan agama yang sesuai dan sempurna bagi orang Melayu. Orang yang keluar dari agama Islam tidak lagi dianggap sebagai orang Melayu. Selain TAM TE berbicara tentang demokrasi dan musyawarah, juga banyak mendorong  masyarakatnya untuk memupuk rasa ingin tahu agar menjadi orang cakap dan berilmu.
Dalam mengaji kekurangan masa
Dalam menuntut kekurangan usia
Dalam beramal berhabis daya
Dalam beramal berhabis daya
TAM juga membahas tentang nilai karakter semangat kebangsaan. Salah satu ungkapan Melayu berbunyi: “Adat hidup berkaum bangsa, berkasih sayang rasa merasa”.
TAM TE (1994: 122) juga mengajarkan puak Melayu agar menghargai prestasi orang lain. Akibatnya mereka tidak malu dan segan memuji, menyanjung dan belajar atau berguru kepada orang lain yang memiliki kelebihan.
Tunjuk Ajar Melayu karya Tenas Effendy mengandung makna yang sangat komprehensif meliputi inti ajaran dasar agama Islam yang merupakan sumber Pendidikan karakter. Bentuk pendidikan karakter yang terdapat dalam Tunjuk Ajar Melayu mencakup seluruh bentuk pendidikan karakter yang telah ditetapkan dalam pendidikan saat ini. karakter dalam Tunjuk Ajar Melayu lebih komprehensif dibanding konsep pendidikan karakter yang ada karena Tunjuk Ajar Melayu menawarkan bukan hanya sekedar konsep, tetapi sampai kepada teknis yang tertuang dalam berbagai ungkapan yang mudah dipahami dan bisa dilaksanakan secara langsung oleh siapapun juga. Hal ini disebabkan konsep yang ditawarkan dalam Tunjuk Ajar Melayu sangat operasional walaupun jika dikaji lebih jauh, ungkapan tersebut memiliki makna yang luas dan mendalam.



[Ikuti RiauTime.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 082387131915
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan RiauTime.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan